Jakarta (ANTARA) - Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggalang dukungan dari negara-negara lain dalam pencalonan posisi dewan atau council di International Telecommunication Union (ITU) periode 2023- 2026.

Penggalangan dukungan itu diselenggarakan dalam jamuan diplomatik bertajuk Jakarta Reception Days yang berlangsung di Jakarta Selatan.

"Kita perlu menggalang kerja sama dengan anggota ITU agar indonesia sekali lagi dipercaya untuk mewakili region E yaitu Asia Pasifik di ITU Council," kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G.Plate saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa malam.

Baca juga: Digital Talent Scholarship Kominfo asah kemampuan 4C + 1N, apa itu?

Selain menggalang dukungan untuk posisi dewan di ITU, jamuan diplomatik itu juga bertujuan menarik minat para perwakilan negara- negara lainnya mendukung pencalonan wakil Indonesia yaitu Doktor Meiditomo Sutyarjoko sebagai Radio Regulation Board (RRB) World Radio Conference ITU.

Menilik keanggotaan Indonesia di ITU, sebenarnya sudah ada perjalanan panjang yang terjalin karena Indonesia telah bergabung tiga dekade dalam serikat itu tepatnya sejak 1949.

Johnny menyebutkan jika kembali terpilih menjadi dewan di ITU maka nantinya Indonesia akan semakin memperjuangkan terkait pembangunan teknologi digital di dunia yang berpusat pada manusia atau "human center development".

Tentunya agenda itu juga sejalan dengan visi nasional Indonesia menjadi negara yang fasih dalam digital dan tengah berkejaran menciptakan transformasi digital yang optimal.

Baca juga: Menkominfo dorong Google hingga Twitter mendaftar sebelum 20 Juli 2022

Sementara itu untuk pencalonan wakil Indonesia di RRB World Radio Conference ITU juga memiliki nilai strategis yang perlu didukung.
Wakil Indonesia untuk pencalonan dalam Radio Regulation Board (RRB) ITU, Doktor Meidiotomo Sutyarjoko, mempresentasikan rencana kerjanya dalam menggalang dukungan negara- negara anggota International Telecommunication Union lainnya di pencalonan RRB ITU periode 2023-2026 mewakili kawasan E yaitu Asia dan Australasia di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Selasa (28/6/2022). (ANTARA/Livia Kristianti)


"RRB ini tugasnya menyelesaikan masalah- masalah spektrum di seluruh dunia, dan terbatas jumlahnya untuk region E hanya ada tiga (kursi). Ada lima calon yang diajukan, mudah- mudahan dengan doa restu, kita bisa mendapatkan keberhasilan," kata Doktor Meidiotomo Sutyarjoko membahas pencalonannya sebagai anggota RRB ITU.

Selain mewakili negara- negara Asia Pasifik, Indonesia juga dapat mewakili negara berkembang ataupun belum berkembang dalam hal pengelolaan hak radio termasuk pemanfaatan spektrum dan satelit yang lebih adil.

Johnny mencontohkan salah satu hal yang bisa diatur terkait penggunaan orbit satelit, tentunya dengan Indonesia mewakili negara- negara berkembang maka ada potensi besar pemanfaatan satelit menjadi lebih terbuka.

Baca juga: Menkominfo dan Dubes Bulgaria bahas potensi kerjasama sektor digital

Lebih lanjut, Johnny menyebutkan para perwakilan negara-negara rekanan yang juga anggota dari ITU telah memberikan tanggapan yang positif untuk pencalonan Indonesia sebagai bagian dari dewan ITU dan juga RRB World Conference ITU 2023-2026.

Ia berharap dukungan dari para duta besar dan perwakilan negara itu bisa tercermin nantinya dalam kebijakan yang dikeluarkan negaranya mengingat Indonesia juga menawarkan kerjasama yang bersifat resiprokal.

Adapun pertemuan seluruh anggota ITU untuk pembaruan anggota dewan dan posisi- posisi pentingnya dijadwalkan dalam Plenipotentiary Conference ITU di Bucharest, Romania pada September 2022 mendatang.

Jika berhasil kembali menduduki posisi dewan ITU, maka Indonesia akan masuk sebagai salah satu perwakilan dari 13 anggota lainnya di kawasan E ITU mewakili negara Asia dan Australasia.

Baca juga: Menkominfo perkuat kerjasama sektor digital dalam pertemuan bilateral

Baca juga: Kominfo-ITU bahas kolaborasi pengembangan TIK

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022