Jakarta (ANTARA) - Kepala Negosiatior Nuklir Iran Ali Bagheri Kani pada Minggu (3/7) mengatakan bahwa waktu dan tempat untuk putaran terbaru pembicaraan guna menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 sedang dibahas, menurut kantor berita resmi Iran IRNA.

"Negosiasi di Doha berlangsung dalam kerangka kerja yang telah ditetapkan sebelumnya," kata Bagheri Kani. Dia menambahkan bahwa "waktu dan tempat untuk negosiasi berikutnya sedang dibahas dalam dialog" antara Iran dan Uni Eropa (EU).

Kepala negosiator Iran itu tidak menjelaskan secara rinci apakah putaran pembicaraan berikutnya tersebut akan berlangsung dalam format Iran dan P4+1 (Inggris, China, Prancis, Rusia plus Jerman) atau akan digelar secara tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat (AS).

Iran dan AS sebelumnya mengadakan pembicaraan tidak langsung pada Selasa (28/6) dan Rabu (29/6) di Doha, ibu kota Qatar, dengan dimediasi oleh koordinator EU Enrique Mora, untuk mengatasi berbagai perbedaan di antara keduanya dalam upaya menghidupkan kembali kesepakatan nuklir, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (Joint Comprehensive Plan of Action/JCPoA).

Pembicaraan di Doha tidak membuahkan hasil. Namun, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menggambarkan pembicaraan itu sebagai perkembangan yang "positif."

Iran menandatangani JCPOA dengan negara-negara besar dunia pada Juli 2015 dan setuju untuk membatasi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi terhadap Teheran.

Namun, Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump menarik Washington keluar dari perjanjian itu pada Mei 2018 dan menerapkan kembali sanksi sepihak terhadap Iran, yang memicu Iran membatalkan beberapa komitmennya dalam pakta  terkait kegiatan nuklir tersebut.

Pembicaraan nuklir Iran dimulai pada April 2021 di Wina, tetapi ditangguhkan pada Maret 2022 lantaran perbedaan politik antara Teheran dan Washington.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2022