Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno mengingatkan agar masyarakat khususnya generasi muda yang ingin terjun ke investasi blockchain dan kripto untuk memahami aturan dan risiko alih-alih karena takut ketinggalan zaman (fear of missing out / FOMO).

Baca juga: Meta tutup layanan dompet digital Novi

"Ketika mau memulai, jangan hanya karena FOMO saja, tapi juga harus tahu fundamental dan risikonya. Sehingga, penting bagi pelaku atau investor sebelumnya untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada calon investor lainnya," kata Eddy di Jakarta, Kamis.

Lebih lanjut, ia mengatakan Indonesia merupakan negara dengan tingkat kepemilikan aset kripto terbesar keempat setelah Vietnam, India dan Australia.

Menurut data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), investor kripto di Indonesia pada tahun 2020 berjumlah 4 juta orang. Jumlah ini kemudian meningkat di 2021 menjadi 11 juta orang.

Baca juga: Indodax: Penurunan harga Bitcoin saat ini siklus empat tahunan

"Selanjutnya, jumlah investor kripto mencapai 12,4 juta pada Februari 2022. Ini membuat jumlah investor kripto melebihi jumlah investor saham yang berjumlah 8,1 juta orang," papar Eddy.

Hal ini, menurut Eddy, membuat kripto menjadi aset komoditas yang potensial untuk berkembang di Tanah Air, ditambah dengan besarnya generasi muda yang mendominasi demografi Indonesia.

Jumlah penduduk Indonesia adalah 277,7 juta pada Januari 2022. Sebanyak 39 persen didominasi gen Z dan milenial.

Menurut data Bappebti pada akhir 2021, saat ini ada 66 persen investor aset kripto di Indonesia didominasi oleh kedua generasi tersebut.

"Mayoritas investor ini adalah anak muda. Ini membuat kripto menjadi salah satu di antara tren ekonomi baru ke depannya," kata Eddy.

Baca juga: Bitcoin anjlok di bawah 19.000 dolar, makin mengguncang pasar kripto
(Ki-ka) Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno dan Ketua ICCA Rob Rafael Kardinal dalam acara ICCA Blockchain Edufest 2022 di Ritz Carlton Hotel Pacific Place Jakarta, Kamis (7/6/2022). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)

Hal ini, lanjut dia, perlu dibarengi dengan peran berbagai pihak termasuk pemerintah dan asosiasi.

Asosiasi yang menaungi industri aset kripto Indonesia Crypto Consumer Association (ICCA) hari ini secara resmi menyelenggarakan acara ICCA Blockchain Edufest 2022.

Baca juga: Uni Eropa dukung aturan antipencucian uang kripto

Penyelenggaraan ini dilakukan dengan bertujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap aset kripto, serta menjadi ajang promosi dan berkumpulnya para pelaku industri aset kripto di Indonesia.

"Kami berharap dapat meningkatkan literasi masyarakat mengenai industri aset kripto dan blockchain serta turunannya, agar masyarakat bisa lebih dalam mengenal dan memahami industri aset kripto," kata Ketua ICCA Rob Rafael Kardinal.


Baca juga: Wamendag sebut nilai transaksi kripto capai Rp859,4 triliun di 2021

Baca juga: Perusahaan kripto AS Harmony terkena pencurian 100 juta dolar AS

Baca juga: Lima langkah aman beli aset kripto

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022