Jakarta (ANTARA) - Di sebuah restoran tradisional di kota Gaziantep, Turki tenggara, para koki -- seperti halnya semua koki di restoran mana pun di pusat gastronomi Turki -- telah menyempurnakan keahlian untuk menghidupkan kembali berbagai resep yang berusia berabad-abad silam.

Upaya itu dilakukan para koki Turki demi memikat pecinta kuliner modern.

"Masakan kami berasal dari zaman kuno dan kaya ragam. Kami memiliki sekitar 500 resep dan di sini kami menyajikan sekitar 80 di antaranya untuk para pelanggan," kata Taner Olca, pemilik generasi ketiga restoran Yesemek yang terkenal secara lokal, kepada Xinhua.

Dalam perpaduan Timur dan Barat, kekayaan warisan kuliner di Gaziantep itu menjadi andalan perekonomian lokal.

"Di Gaziantep, kami hidup untuk makanan. Saat sarapan, kami memikirkan apa yang akan kami makan untuk makan malam, dan saat makan malam, apa yang akan kami makan nanti untuk makan malam lagi," ujar Olca.

"Kami sangat mementingkan orang Asia, dan khususnya pengunjung asal China yang datang ke Gaziantep untuk wisata budaya dan gastronomi," kata Wali Kota Kota Metropolitan Gaziantep Fatma Sahin kepada Xinhua.

Menurut Sahin, kekayaan bahan dan rempah-rempah serta pertukaran dan perpaduan berbagai budaya menghasilkan tradisi budaya gastronomi Gaziantep yang unik.

Sahin mengatakan kotanya memiliki berbagai macam hidangan dalam skala global untuk ditawarkan kepada para pencinta kuliner dari seluruh dunia.

Salah satu mahakarya kuliner di kota Gaziantep adalah beyran, yakni sup pedas yang sering disajikan sebagai sarapan. Dalam hidangan itu, terdapat potongan daging domba yang empuk dan nasi yang disajikan dalam kuah kaldu yang kaya rasa gurih dan pedas menyengat yang penuh dengan irisan paprika merah.

"Saya sudah 35 tahun memasak beyran. Masakan ini terbuat dari domba utuh, kecuali bagian kepalanya. Dagingnya dimasak selama 14 jam di atas kompor khusus sehari sebelum disajikan," ujar Okkes Babacan, koki dari restoran Metanet yang terletak di jantung kota tua Gaziantep.

"Ini adalah resep yang diwariskan dari zaman Ottoman," kata koki veteran itu.

Dideklarasikan sebagai Kota Kreatif Gastronomi (Creative City of Gastronomy) oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada 2015, Gaziantep menjadi tempat yang sangat istimewa dalam berbagai buku masak Turki.
  
Sekitar 60 persen kaum profesional di Gaziantep bekerja di industri makanan, dan hampir 50 persen perusahaan di sana bergerak di bidang manufaktur makanan, menurut data resmi pemerintah setempat.

"Gaziantep adalah sebuah pusat dan tempat peleburan berbagai peradaban yang menarik bagi pencinta kuliner, pencinta sejarah, dan mereka yang mencari budaya yang kaya dan beragam," kata Osman Turgay Baloglu, seorang pensiunan guru setempat.  


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2022