Pemain tim nasional bola basket 3x3 putri Indonesia Kimberley Pierre-Louis (kiri) berusaha melewati hadangan pebasket Singapura Kai Ting Shermaine See dalam pertandingan lanjutan Pool B Piala FIBA Asia 3x3 2022 di Singapura, Jumat (8/7/2022). (ANTARA/HO-FIBA)

Panggilan hati

Sebelum mendapat tawaran membela timnas basket putri Indonesia, Kim memperkuat klub asal Jerman, Rutronik Stars Keltern.

Ia mengisahkan awalnya ia dihubungi oleh Manajer Timnas Basket Putri Indonesia, Christopher Tanuwidjaja.

Lalu itu mempertimbangkan tawaran itu dengan mencari informasi seputar bola basket Indonesia.

Lantaran tak mendapatkan tawaran serupa dari Kanada, ia pun akhirnya menerima ajakan Indonesia itu.

“Saat itu saya terus berdoa, dan sepertinya kata hati memang mengatakan harus ke Indonesia,” kata pebasket usia 28 tahun ini.

Terlepas dari pergulatan itu, Kim kini menyadari bahwa pilihannya itu ternyata tak meleset.

Ia menemukan kebahagiaan ketika memperkuat Indonesia, apalagi dengan menggeluti olahraga yang dicintai sejak usia belia itu.

Walau lelah, karena hanya berselang satu bulan setelah SEA Games harus bertanding kembali di FIBA Asia Cup pada Juli ini, Kim sama sekali tidak mempermasalahkannya.

Bahkan, ia pun menerima dengan senang hati tugas barunya yakni memperkuat Indonesia di Islamic Solidarity Games tahun 2022 pada Agustus di Konya.

Kim pun memahami konsekwensinya bahwa dirinya tak bisa kembali ke Kanada untuk bertemu keluarganya dalam waktu dekat. Ia pun berharap sang ibunda tercinta yang nantinya bertandang ke Jakarta karena sudah lama tak berjumpa.

“Sejujurnya saya lelah sekali, saya sampai demam. Ingin istirahat dan recovery karena ada cedera juga di lutut. Tapi saya bahagia atas ini semua, karena saya memang mencintai Indonesia, dan keluarga sangat mendukung sekali,” kata Kim.

Sekretaris Jenderal Perbasi Nirmala Dewi mengatakan perekrutan pemain naturalisasi baik di sektor putra dan sektor putri merupakan salah satu strategi untuk mengangkat prestasi Indonesia.

Perbasi menilai Indonesia memerlukan strategi berbeda untuk memenangkan persaingan di tingkat Asia.

Selama ini Indonesia selalu terseok-seok, bahkan tak sekalipun meraih medali emas SEA Games atau selalu berada di bawah dominasi Filipina.

Memang tak dapat disangkal, adanya pemain naturalisasi membuat Timnas menjadi lebih kuat, dan terbukti pada SEA Games di Hanoi dapat meraih medali emas untuk Tim Bola Basket Putra 5x5 atau menjadi kali pertama dalam sejarah basket Indonesia.

Sejauh ini Indonesia sudah menaturalisasi lima pemain yakni Marques Terrel Bolden, Modou Kane, Dame Diagne, Ebrahim Enguio Lopez dan Jamar Jhonson, serta Kimberley.

Dua pemain yakni Bolden dan Kimberley saat ini menjadi rising star yang sangat menyita perhatian pencinta basket Tanah Air.

Manajer Tim Basket Putri Chirstopher Tanuwidjaja kekuatan tim basket putri terus menanjak sejak diarsiteki oleh pelatih asal Taiwan, Lin Chi Wen yang mendampingi tim sejak setahun terakhir.

“Adanya pelatih baru dari Taiwan ini saya lihat ada impact yang bagus,” kata dia.

Selain itu, adanya kesempatan untuk menjajal kejuaraan internasional juga membuat tim basket putri semakin percaya diri berlaga di SEA Games.

Khusus untuk Kimberley, ia tak menyangkal bahwa pemain naturalisasi ini memberikan kontribusi besar untuk tim.

Dalam satu tahun terakhir, performa Kim terus menanjak dengan rata-rata mencetak 15 poin di setiap gim.

“Dia pemain yang sederhana dan mau beradaptasi, itulah kuncinya mengapa dia bisa membawa Indonesia berprestasi,” kata dia.

Baca juga: Kimberley akui Indonesia masih punya pekerjaan di FIBA Asia 3x3
Baca juga: Turnamen basket 3x3 Bandung dinilai bagus untuk tambah jam terbang

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022