Jadi hari ini kita baru bisa kumpul setelah sebelumnya daring dan saya minta kepada seluruh deputi mendengar masukan dari seluruh teman di kabupaten kota, pertama untuk stabilitas pangan baik di hulu maupun di hilir
Kota Bogor (ANTARA) - Badan Pangan Nasional menyelenggarakan rapat koordinasi perdana dengan 514 daerah kota dan kabupaten di 34 provinsi dalam membangun kolaborasi stabilitas pangan dari daerah penghasil dan daerah konsumtif.
 
Kepala Badan Pangan Nasional (BPN) Arief Prasetyo Adi saat memberikan keterangan pers usai pembukaan rapat koordinasi BPN secara nasional di IPB International Convention Center (IICC) Bogor, Jawa Barat, Kamis, mengatakan kini BPN telah melengkapi deputi-deputi untuk segera menyerap masukan dari daerah-daerah.
 
"Jadi hari ini kita baru bisa kumpul setelah sebelumnya daring dan saya minta kepada seluruh deputi mendengar masukan dari seluruh teman di kabupaten kota, pertama untuk stabilitas pangan baik di hulu maupun di hilir," katanya.
 
Arief menyebutkan terdapat beberapa bidang yang menjadi fokus kerja BPN, antara lain kerja sama antar lembaga, ketersediaan dan stabilitas pangan, kerawanan pangan dan gizi, penganekaragaman konsumsi dan kerawanan pangan.
 
Hal ini, kata dia, sesuai dengan amanat Presiden Jokowi bahwa perlu memproduksi sembilan pangan strategis yang tertera dalam peraturan presiden nomor 66 tahun 2021 yakni beras, minyak goreng, gula pasir, bawang merah, cabai besar, cabai rawit, daging ayam ras, dan telur ayam.
 
"Jadi di Perpres Badan Pangan Nasional disebutkan pangan-pangan strategis itu ada sembilan dan ini menjadi PR kita semua, sehingga kita bisa mencukupi pangan dalam negeri," ungkapnya.
 
Menurutnya, saat ini BPN konsentrasi pada ketersediaan dan distribusi pangan lokal agar merata ke semua daerah. Badan Pangan akan mengkoordinasikan daerah penghasil dengan daerah konsumtif melalui kerja sama antar lembaga, daerah dan Kementerian Perhubungan.
 
"Dalam rapat ini, kami jelaskan betapa kolaborasi sinergi antar kementerian dan lembaga dan kerja sama antar daerah karena kita juga harus atur daerah-daerah yang surplus, daerah-daerah mana yang defisit, sehingga kita bisa didistribusikan dengan baik," jelasnya.
 
Arief menyampaikan masyarakat musti bersyukur di saat krisis pangan di sejumlah negara, Indonesia mampu menyediakan pangan sendiri, bahkan bahan pangan strategis telur ayam telah berhasil ekspor ke sejumlah negara tetangga. Hal itu bisa tercapai karena ketersediaan bahan pangan tersebut cukup melimpah di Indonesia berkat koordinasi semua pihak terhadap ketahanan pangan nasional.
 
"Untuk itu, diperlukan, kalau kita punya ketersediaan cukup, kita juga sudah mengekspor bersama Kementerian Pertanian ayam ke luar negeri. Artinya, banyak juga negara-negara tetangga mengharapkan Indonesia membantu pangan internasional," katanya.


 

Pewarta: Linna Susanti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022