Butler baru-baru ini meminta warga Australia untuk mengenakan masker dan bekerja dari rumah bila diperlukan guna mengurangi dampak gelombang infeksi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Terdapat 316.574 kasus COVID-19 aktif di Australia hingga Rabu (13/7), angka yang menurut Butler dapat meningkat dalam beberapa pekan.
"Saya rasa ini gelombang yang sangat mengkhawatirkan. Ini adalah gelombang ketiga tahun ini yang 'dilancarkan' oleh Omicron di Australia," ujarnya dalam program televisi Sunrise pada Rabu.
"Kemungkinan dalam beberapa pekan mendatang jutaan warga Australia akan terinfeksi COVID-19, beberapa di antaranya akan terjangkit lagi setelah mungkin sempat tertular sebelumnya pada tahun ini," imbuhnya.
Butler mengatakan para pemilik usaha telah diminta oleh kepala petugas kesehatan untuk memikirkan apakah bisnis mereka dapat menyesuaikan dengan kebijakan bekerja dari rumah yang diterapkan selama periode singkat.
"Masyarakat sangat dianjurkan untuk mengenakan masker di tempat ramai dalam ruangan (indoor) karena kita tahu itu akan memutus penularan dan mengurangi jumlah kasus," katanya.
Menurut data pemerintah yang dipublikasikan oleh Guardian Australia pada Kamis, sebanyak 91 kematian dilaporkan oleh sejumlah panti wreda dalam pekan yang berakhir pada 8 Juli, naik dari 58 pada pekan sebelumnya, dan jauh di atas rata-rata mingguan 69 sejak awal Maret, saat gelombang Omicron terakhir berakhir.
Lebih dari 2.000 penghuni panti wreda meninggal akibat COVID-19 pada 2022. Angka tersebut lebih dari dua kali lipat jumlah gabungan yang tercatat pada 2020 dan 2021, yaitu 917 orang.
Hingga Rabu sore waktu setempat, total 8.596.145 kasus COVID-19 telah dilaporkan di Australia, termasuk 10.437 kematian, menurut angka terbaru dari Departemen Kesehatan Australia.
Terdapat 4.477 pasien virus corona yang menjalani perawatan di rumah-rumah sakit Australia per Rabu, naik dari 3.781 sepekan sebelumnya.
Pewarta: Xinhua
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022
