Tokyo (ANTARA) - Atlet seluncur indah asal Jepang Yuzuru Hanyu pada Selasa mengumumkan pensiun dari kompetisi.

"Saya tidak akan bisa lagi dibandingkan dengan pesaing lainnya. Tetapi saya akan terus memperbaiki kelemahan saya", kata Hanyu dalam konferensi pers di Tokyo.

Kendati pensiun, dia menyatakan akan terus berusaha untuk melakukan gerakan quadruple axel sebagai peseluncur profesional.

Setelah gagal meraih medali emas Olimpiade untuk ketiga kalinya di Beijing pada Februari lalu, juara dunia dua kali berusia 27 tahun itu tidak menjelaskan apakah akan kembali bertanding di atas es.

"Terkait hasil, saya sudah mencapai apa yang bisa saya raih. Saya tidak lagi berkeinginan untuk dievaluasi," kata Hanyu.

Dia hampir menjadi atlet seluncur indah pertama yang melakukan quadruple axel saat berkompetisi dalam kategori seluncur bebas di Beijing, karena dia terjatuh dalam usahanya melakukan lompatan empat setengah rotasi.

Hanyu, pemenang empat kali Grand Prix Final dan enam kali juara nasional, mengundurkan diri dari kejuaraan dunia seluncur indah pada Maret lalu karena belum pulih dari cedera di pergelangan kaki saat lomba di Beijing.

"Saya masih melanjutkan sampai Beijing untuk melakukan quad axel dan saya merasa bisa melakukannya, meski tidak harus dalam kompetisi. Saya merasa benar-benar memberi kesempatan pada banyak orang untuk menyaksikannya langsung," jelas dia.

Dia mengatakan telah mengambil keputusan untuk berhenti bertanding setelah lomba di Beijing. "Saya mempertimbangkan banyak hal dan merasa tidak perlu lagi berada di panggung yang sama kendati pada saat yang sama saya merasa bertekad untuk menjadi lebih baik dan lebih kuat," jelas Hanyu.

Hanyu, berasal dari Kota Sendai di timur laut Tohoku, Jepang, telah menginspirasi para korban gempa dan tsunami yang melanda daerah itu pada tahun 2011 dengan meraih medali emas Olimpiade Sochi pada 2014.

Hanyu mempertahankan gelarnya dalam Olimpiade Pyeongchang 2018 dan menjadi yang pertama melakukan hal tersebut dalam 66 tahun setelah atlet Amerika Serikat Dick Button.

Sejumlah cedera telah menjadi suatu hal yang konstan dalam karir Hanyu.

Dia kembali berpartisipasi dalam Olimpiade Pyeongchang 2018 setelah cedera ligamen pergelangan kaki kanan saat berlatih untuk NHK Trophy pada November 2017.

Tiga bulan sebelum Olimpiade Beijing 2022, cedera ligamen lain pada pergelangan kaki yang sama memaksa Hanyu untuk mengundurkan diri dari NHK Trophy.

Dia meraih posisi keempat dalam Olimpiade Beijing pada Februari 2022.

Setelah gagal memenangkan medali emas Olimpiade untuk ketiga kalinya, Hanyu mengatakan tidak ada lagi yang dapat diberikan dan dia membutuhkan waktu untuk memikirkan masa depannya.

"Tidak masalah dalam bidang apa, bisa saja dalam pertunjukan es atau kompetisi," kata Hanyu terkait kegiatan selanjutnya usai gala Olimpiade.

Dia kembali berpartisipasi dalam pertunjukan "Fantasy on Ice" yang dilaksanakan pada Mei dan Juni di Jepang.

Hanyu, mendalami seluncur indah sejak usia empat tahun, selamat dari gempa dan tsunami yang melanda pada 2011 dan menjadi pahlawan saat memenangkan medali emas Olimpiade pertamanya di Sochi pada 2014 saat masih remaja.

Dia menjadi penerima termuda Penghargaan People's Honor dari pemerintah Jepang, dan menerima penghargaan itu dari perdana menteri Shinzo Abe saat masih berusia 23 tahun.

Sumber: Kyodo-OANA

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2022