Jakarta (ANTARA) - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengusulkan kepada Kementerian Perhubungan untuk membentuk kembali Direktorat Keselamatan Transportasi Darat guna mengurangi tingkat kecelakaan di jalan raya.

"Pada Ditjen Perhubungan Darat, pernah ada Direktorat Keselamatan Transportasi Darat. Melihat angka kecelakaan yang makin tinggi, perlu dibentuk lagi Direktorat ini," ujar Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, sekitar 50 persen korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan adalah pengguna jalan yang rentan seperti pejalan kaki, pengendara sepeda dan pengendara sepeda motor.

Berdasarkan data Kepolisian Negara Republik Indonesia, jumlah korban kecelakaan lalu lintas pada periode 2010-2020 berkisar antara 147.798 - 197.560 jiwa, sedangkan jumlah korban meninggal dunia berkisar antara 23.529 - 32.657 jiwa.

Pada tahun 2020 angka kematian mencapai 23.529 jiwa, atau setara dengan tiga jiwa meninggal dunia per jam.

"Korban Kecelakaan lalu lintas sudah melebihi korban COVID-19. Dalam satu hari 3 korban. Harus ada keputusan politik negara untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas," ujar Djoko.

Terkait kecelakaan truk tangki di kawasan CBD Jalan Transyogi, Cibubur, Kota Bekasi yang menewaskan 11 orang beberapa waktu lalu, dia menyatakan kasus kecelakaan tersebut harus diusut tuntas. Pasalnya, kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan merupakan penyebab kematian peringkat pertama bagi kelompok umur anak-anak dan remaja.

Pengamat transportasi itu menyatakan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi serta pengembang dapat dimintai pertanggungjawaban terkait pemasangan lampu pengatur lalu lintas di kawasan CBD Jalan Transyogi lokasi kecelakaan truk yang menewaskan 11 orang.

"Dishub Kota Bekasi dan pengembang juga harus diminta pertanggungjawabannya. Karena berdasarkan informasi, traffic light dipasang atas biaya pihak pengembang perumahan dengan izin Dishub Kota Bekasi," ujarnya.

Dikatakannya, berdasarkan informasi yang dikumpulkan, titik lokasi kejadian kecelakaan merupakan persimpangan yang baru dibuka di awal tahun 2022.

"Titik persimpangan itu terletak persis pada kontur jalan menurun dan menikung dari kedua arah," lanjutnya

Pemasangan lampu merah pada lokasi rawan, yaitu jalan yang menurun, memang diduga sebagai penyebab kecelakaan di Cibubur, tambahnya. Menurut informasi warga, sebelumnya juga terjadi beberapa kali kecelakaan tunggal di lokasi tersebut yang tidak menelan korban jiwa.

Pihak kepolisian bahkan memastikan lampu merah di kawasan CBD Jalan Transyogi lokasi kecelakaan truk maut sudah dimatikan. Lampu merah dimatikan agar insiden serupa tidak terjadi lagi karena di jalan tersebut seharusnya tidak boleh ada hambatan.
 

Pewarta: Subagyo
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022