London/Tokyo (ANTARA) - Saham global sedikit lebih tinggi pada perdagangan Jumat, mengincar kenaikan hari keenam berturut-turut karena pasar Eropa naik, sementara data aktivitas bisnis zona euro yang lemah memukul euro dan membebani utang blok tersebut.

Indeks MSCI Dunia, ukuran terluas dari pasar ekuitas, terakhir naik 0,04 persen di awal transaksi Eropa, dengan indeks Euro STOXX 50 menguat 0,2 persen.

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,1 persen, tetapi indeks masih bersiap untuk kenaikan mingguan terbesar dalam sekitar dua bulan.

Saham berjangka AS menunjuk ke pembukaan yang lebih rendah setelah laba yang lemah dari perusahaan teknologi Snap Inc semalam membunyikan alarm di antara investor menjelang pendapatan dari Twitter Inc pada Jumat.

S&P 500 berjangka terakhir turun sekitar 0,4 persen, dengan Nasdaq berjangka turun 0,7 persen.

Meskipun gas Rusia mengalir kembali ke Eropa dan beberapa laporan laba yang kuat di kawasan itu, ketegangan politik di Italia meredam sentimen seperti halnya prospek tindakan bank sentral lebih lanjut di kedua sisi Atlantik di tengah meningkatnya inflasi.

Bank Sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga lebih besar dari perkiraan 50 basis poin menjadi nol persen pada Kamis (21/7/2022), kenaikan pertama dalam 11 tahun, dan mengakhiri kebijakan suku bunga negatif yang telah ada sejak 2014.

Mark Haefele, kepala investasi di UBS Global Wealth Management, mengatakan dia tetap berhati-hati tentang prospek saham.

"Kenaikan 50 basis poin yang lebih besar dari yang diharapkan diterima secara positif oleh pasar, tetapi kami mempertahankan pandangan hati-hati pada saham Eropa karena ECB berada di garis tipis antara memerangi inflasi dan menghindari resesi."

Setelah awalnya naik, euro mundur terhadap dolar dan jatuh lebih jauh pada Jumat karena para pedagang menimbang kemungkinan lintasan suku bunga. Ini memperpanjang kerugian setelah data aktivitas bisnis yang lemah menghantam pedagang.

Aktivitas bisnis zona euro juga menunjukkan kontraksi yang tidak terduga, dengan bisnis terus melaporkan kenaikan biaya karena inflasi menggigit, memukul permintaan konsumen dan membebani prospek.

Euro terakhir turun 0,9 persen terhadap dolar pada 1,0143 dolar tetapi tetap naik sekitar 0,6 persen pada minggu ini, di jalur untuk membukukan kenaikan terbesar dalam sebulan.

Imbal hasil utang 10-tahun Jerman juga terpukul oleh data Indeks Manajer Pembelian yang lemah, turun 13 basis poin menjadi 1,09 persen.

Di tempat lain di pasar valuta asing, dolar naik 0,6 persen terhadap sekeranjang mata uang utama, didukung oleh pelemahan euro, tetapi tetap di jalur untuk penurunan mingguan terbesar sejak akhir Mei karena data ekonomi yang lemah baru-baru ini melunakkan taruhan untuk ukuran kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Federal Reserve AS bertemu untuk menetapkan suku bunga minggu depan dan ekspektasi kenaikan 100 basis poin telah memudar demi perkiraan pergerakan 75 basis poin.

Mata uang kripto terkemuka Bitcoin terakhir naik 0,2 persen menjadi 23.176 dolar AS dan berada di jalur untuk minggu terbaiknya sejak Oktober lalu.

Di seluruh komoditas, harga minyak sedikit lebih rendah, dengan minyak mentah berjangka Brent dan minyak mentah berjangka WTI AS keduanya turun sekitar 0,1 persen. Eakmas datar di 1.717,9 dolar AS per ounce.

Baca juga: Saham Asia bersiap untuk inflasi AS, euro naik di tengah taruhan ECB

Baca juga: "Rebound" pasar saham gagal, inflasi Inggris capai tertinggi 40 tahun

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022