Kebutuhan dokter spesialis emergensi itu 1 : 100 ribu. Tentu ini jauh dari angka yang mampu kami sediakan,
Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Perhimpunan Dokter Ahli Emergensi Indonesia (Perdamsi) berkomitmen untuk mendukung penuh pengembangan program studi (prodi) emergensi di seluruh universitas yang memiliki Fakultas Kedokteran di Indonesia, terlebih jumlah spesialis dalam penanganan kedaruratan medis baru ada 69 orang

Dalam pernyataan yang diterima di Tulungagung, Jawa Timur, Rabu, dukungan itu disampaikan dr Bobi Prabowo, Sp.Em, KEC, Biomed usai terpilih sebagai Ketua Perdamsi periode 2022-2025.

Bobi Prabowo pada Selasa (26/7) 2022 di Jakarta terpilih sebagai Ketua Perdamsi periode 2022-2025 dan dilantik bersamaan dengan dr. Suryanto Eko Agung Nugroho, Sp.Em, KDM yang juga terpilih sebagai ketua KKEI (Kolegium Kedokteran Emergensi Indonesia) periode 2022-2025.

"Kebutuhan dokter spesialis emergensi itu 1 : 100 ribu. Tentu ini jauh dari angka yang mampu kami sediakan," kata Bobi Prabowo memberi gambaran masih minimnya jumlah dokter spesialis emergensi di Indonesia.

Saat ini saja, jumlah dokter ahli emergensi yang memiliki spesialisasi dalam penanganan kedaruratan medis baru ada 69 orang. Mereka ini tersebar di seluruh Indonesia.

Ia menegaskan jumlah tersebut masih sangat kurang mengingat kebutuhan permintaan yang sangat banyak untuk setiap rumah sakit yang ada di seluruh Indonesia.

Jumlah itu, kata dia, masih jauh dari kata mencukupi, mengingat idealnya perbandingan jumlah dokter emergensi dengan jumlah penduduk adalah 1 : 100 ribu jiwa.

"Sejak mulai dibentuk pada 2016, Perdamsi proaktif mendukung pengembangan prodi dokter spesialis emergensi di setiap universitas yang memiliki Fakultas Kedokteran di Indonesia," katanya.

Bukan sebatas spirit dan dukungan verbal, Perdamsi bersama KKEI juga membuka diri untuk membantu terbentuknya prodi tersebut.

Hal ini dikarenakan kebutuhan akan dokter emergensi yang tinggi, namun tidak diikuti dengan pembukaan prodi di setiap fakultas kedokteran.

“Kami berharap dapat berkontribusi untuk mewujudkan prodi dokter emergensi di setiap fakultas kedokteran,” katanya.

Peran Perdamsi sejauh ini sudah teruji kontribusinya di sejumlah ajang nasional. Mulai dari Asian Games 2016, PON di Papua, maupun saat ajang balap MotoGP di Sirkuit Mandalika, NTB beberapa waktu lalu.

Selain itu, Perdamsi juga menyoroti peristiwa meninggalnya pilot sebuah maskapai penerbangan beberapa waktu lalu. Pilot tersebut terkena serangan jantung dan berhasil mendaratkan pesawat dengan aman.

Menurut dia seharusnya kru pesawat dilengkapi dengan kemampuan bantuan hidup dasar. Selain itu dalam pesawat idealnya juga terdapat alat picu jantung karena hal itu merupakan bagian standar internasional.

"Kami mendorong untuk setiap jasa pelayanan publik menyediakan alat picu jantung, hal ini sangat dibutuhkan dalam kondisi emergensi,” demikian Bobi Prabowo.


Baca juga: Perdamsi kaji ragam kedaruratan medis akibat perubahan lingkungan

Baca juga: Kemenkes imbau seluruh RS tutup praktik rutin kecuali emergensi

Baca juga: Penghargaan BNPB, pembuktian atas kinerja kemanusiaan MER-C

Baca juga: Menkes resmikan Pos Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022