Diskusi ini diharapkan menghasilkan masukan-masukan yang menguatkan sehingga menjadi suatu momentum dalam mencetak blue print tahun 2045
Jakarta (ANTARA) - Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (Ispikani) dalam rangka menyambut perayaan HUT kemerdekaan RI, menggagas konsep Perikanan Emas 2045 dengan melakukan kajian dan pembahasan mendalam untuk menghasilkan suatu rumusan jangka panjang di sektor perikanan nasional

Sekjen Ispikani Kusdiantoro dalam keterangan di Jakarta, Sabtu, mengutarakan harapannya agar dari diskusi dengan berbagai pihak terkait bisa menghasilkan suatu rumusan yang menjadi bahan di dalam proses penyiapan buku Perikanan Emas Tahun 2045 dan menjadi suatu upaya dalam berkontribusi terhadap pembangunan nasional di sektor perikanan.

"Diskusi ini diharapkan menghasilkan masukan-masukan yang menguatkan sehingga menjadi suatu momentum dalam mencetak blue print tahun 2045. Rumusan diskusi selanjutnya disampaikan kepada pihak terkait sebagai bagian dari suatu pemikiran dalam proses perencanaan jangka panjang nasional hingga tahun 2045," katanya.

Menurut Kusdiantoro, saat ini perikanan di Indonesia dari sisi produksi sudah cukup baik, namun perlu adanya peningkatan dan determinasi dari sisi pengolahan dan pemasaran.

"Kita ambil hilirnya karena ini merupakan suatu sub sektor yang sangat strategis dalam pembangunan perikanan, yaitu pengolahan dan pemasaran, di mana kita melihat bahwasanya kita masih menduduki peringkat delapan sampai dengan sepuluh untuk ekspor perikanan Indonesia," katanya.

Padahal, lanjut Sekjen Ispikani, produksi Indonesia sudah di posisi kedua untuk penangkapan dan kelima untuk budidaya. Dengan demikian, menurut dia, hal ini berarti bahwa dari sisi produksinya sudah cukup baik, tetapi ke depannya yang terpenting adalah bagaimana meningkatkan subsektor pengolahan dan pemasaran.

Kusdiantoro melanjutkan saat ini telah terjadi peningkatan ekspor, namun produksi perikanan Indonesia untuk ekspor masih untuk pasar tradisional (pasar lama).

Dengan demikian, menurutnya perlu dibuat terobosan untuk pasar baru produk perikanan melalui penyelesaian pembahasan masalah tarif dan non tarif ekspor produk perikanan di tingkat bilateral, regional dan internasional.

"Kita melihat selama dua tahun terakhir ada peningkatan ekspor yang sudah cukup baik dilakukan, namun demikian kita juga melihat bahwasanya produksi kita untuk ekspor masih untuk pasar-pasar tradisional. Amerika masih menguasai 40 persen, kedua Tiongkok, ketiga Jepang, baru ASEAN dan UE. Artinya kita perlu membuat terobosan baru untuk pasar-pasar baru produk perikanan, di samping produk kita masih berorientasi pada udang yang menguasai hampir 40 persen dari ekspor yang kita hasilkan, disusul oleh tuna, tongkol, cakalang, dan komoditas lainnya," katanya.

Kusdiantoro menyatakan Ispikani mencoba meramu semua pikiran stakeholder di bidang perikanan, baik itu pemerintah, swasta, akademisi, NGO, komunitas perikanan, dan sebagainya, untuk membuat suatu pemikiran dalam merancang suatu cetak biru (blue print) pembangunan perikanan di tahun 2045.

Hal ini, lanjutnya, merupakan bagian dari upaya Ispikani untuk membuat suatu solusi bagaimana dengan adanya perikanan emas 2045, di mana Indonesia bisa menguasai pasar ikan dunia, selain tetap menjadikan perikanan sebagai tuan rumah sendiri yang dapat dimanfaatkan masyarakat Indonesia sebagai sumber protein hewani melalui kegiatan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan.

"Dengan demikian, diharapkan sektor perikanan dapat berjaya di dalam dan luar negeri," ucapnya.


Baca juga: KKP: 8 investor domestik kembangkan industri perikanan Indonesia Timur
Baca juga: KKP optimistis penerapan ekonomi biru perbesar peluang usaha perikanan
Baca juga: PNBP perikanan tangkap semester I-2022 hampir lampaui 2021

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022