Jakarta (ANTARA) -
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai Persatuan Insinyur Indonesia (PII) memiliki peran penting dalam mencapai isu energi bersih dan teknologi pintar.
 
 
"PII telah memperkenalkan Engineers 20 (E20) yang akan menjadi platform kolaborasi untuk menghasilkan pengembangan transisi energi hijau yang ramah lingkungan, selain menghasilkan karya di bidang aplikasi digital dan produk kesehatan yang efisien dan hemat biaya,” ujar Airlangga dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
 
Salah satu contoh yang telah diberikan oleh para insinyur Indonesia dalam menghasilkan produk bahan bakar ramah lingkungan yaitu B30 yang merupakan campuran bahan bakar fosil (gasoil) dengan minyak sawit (FAME).
 
Menurut dia, produk ini tidak hanya dapat mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM), tetapi juga menciptakan kemandirian energi, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan meningkatkan harga minyak sawit, sehingga kesejahteraan petani meningkat.
 
Upaya memproduksi bahan bakar dari minyak sawit yang sumbernya melimpah di dalam negeri juga telah berhasil dirintis oleh para insinyur dengan memproduksi produk solar dan minyak sawit menggunakan katalis Merah Putih, sehingga akan mengurangi ketergantungan energi dari negara lain.
 
 
"PII harus terus mendorong riset dan inovasi untuk selalu mampu menjawab berbagai tantangan, antara lain dari sisi perubahan iklim, transisi energi, transformasi digital, dan kesehatan," ungkapnya.
 
Airlangga menyebutkan pemerintah juga telah memberikan insentif pajak super tax deduction bagi lembaga penelitian dan pelaku usaha yang bergerak di bidang penelitian dan pengembangan (R&D) agar kontribusi swasta dan dunia usaha dalam penelitian dan pengembangan dapat meningkat.
 
 
Peningkatan kontribusi tersebut diharapkan berdampak pada peningkatan daya saing nasional, penguatan pertumbuhan industri berbasis teknologi, serta pengembangan kolaborasi antara pelaku industri dan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 
Ia menjelaskan transisi energi menjadi salah satu prioritas dalam Presidensi G20 Indonesia yang memiliki tiga isu utama, yaitu meningkatkan aksesibilitas energi, memajukan pembiayaan energi, dan meningkatkan penggunaan teknologi bersih dan teknologi pintar.
 
Berbagai pertemuan di tingkat teknis hingga tingkat Menteri telah membahas skema kerja sama G20 terkait hal tersebut, terutama dalam hal percepatan kerja sama transisi energi agar komitmen pencapaian target ketiga isu tersebut dapat segera tercapai.
 
Adapun fokus isu aksesibilitas energi adalah menjadikan energi terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern bagi semua pihak, terutama untuk keperluan memasak dan listrik yang lebih bersih.

Baca juga: PT PII dukung penyediaan infrastruktur berkelanjutan
 
“Dalam jangka pendek, Pemerintah Indonesia yang saat ini sedang mempersiapkan program kompor induksi untuk rumah tangga yang akan menggantikan kompor berbahan bakar fosil. Ini merupakan salah satu langkah yang telah dilakukan agar masyarakat dapat memasak dengan energi yang lebih bersih dan hemat,” jelas Airlangga.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022