Bohota (ANTARA) - Gustavo Petro pada Minggu menjadi presiden kiri pertama Kolombia, berjanji menyatukan negara yang terpolarisasi dalam perang melawan ketidaksetaraan dan perubahan iklim, serta mencapai perdamaian dengan pemberontak kiri dan geng kejahatan.

Petro, mantan anggota kelompok gerilya M-19, dilantik oleh Presiden Senat Roy Barreras di Bolivar Plaza Bogota pada Minggu sore, disaksikan oleh sekitar 100.000 undangan termasuk Raja Spanyol Felipe VI, serta setidaknya sembilan presiden Amerika Latin dan warga Kolombia lainnya yang diundang.

"Saya tidak ingin dua negara, sama seperti saya tidak ingin dua masyarakat. Saya ingin Kolombia yang kuat, adil dan bersatu," kata Petro dengan nada emosional dalam pidato pelantikannya.

"Tantangan dan ujian yang kita hadapi sebagai bangsa menuntut periode persatuan dan konsensus dasar.

Petro telah berjanji menghidupkan kembali negosiasi perdamaian yang gagal dengan pemberontak Tentara Pembebasan Nasional (ELN) dan menerapkan kesepakatan damai 2016 kepada mantan anggota gerilyawan FARC yang menolaknya.

Menteri luar negerinya mengatakan pemerintah akan mengadakan dialog dengan geng-geng dan mungkin memberikan pengurangan hukuman kepada anggotanya dengan imbalan informasi tentang perdagangan narkoba.

Kelompok bersenjata harus menerima kesepakatan itu, kata Petro. "Kami menyerukan kepada semua orang yang bersenjata untuk meninggalkan senjata mereka dalam kabut masa lalu. Untuk menerima manfaat hukum sebagai ganti perdamaian, sebagai imbalan untuk tidak mengulangi kekerasan tanpa syarat," kata Petro kepada kerumunan sorak-sorai yang berkumpul di bawah cahaya terang matahari Pegunungan Andes.

Dia juga menyerukan strategi internasional baru untuk memerangi perdagangan narkoba, dengan mengatakan perang yang dipimpin AS terhadap narkoba telah gagal.

"Sudah waktunya untuk konvensi internasional baru yang menerima bahwa perang melawan narkoba telah gagal, yang telah menewaskan satu juta orang Amerika Latin selama 40 tahun dan menyebabkan 70.000 orang Amerika Utara tewas karena overdosis setiap tahun.

"Perang terhadap narkoba memperkuat mafia dan melemahkan negara-negara," katanya.

Perubahan iklim harus diperangi secara internasional, terutama oleh negara-negara yang paling banyak mengeluarkan gas rumah kaca, Petro menambahkan, dengan mengatakan Kolombia akan beralih ke ekonomi tanpa batu bara atau minyak.

Reformasi pajak senilai 5,8 miliar dolar AS (Rp86,51 triliun), yang akan menaikkan bea bagi mereka yang berpenghasilan tinggi untuk mendanai program-program sosial, akan diusulkan ke kongres pada Senin oleh Menteri Keuangan baru Jose Antonio Ocampo.

Petro, mantan senator berusia 62 tahun, juga mengatakan prioritas utama adalah memerangi kelaparan di negara berpenduduk 50 juta itu. Hampir separuh penduduknya hidup pada tingkat kemiskinan tertentu.

Petro juga telah menjanjikan pendidikan universitas negeri gratis dan perubahan perawatan kesehatan, dan membangun koalisi kongres yang luas dari partai-partai kiri dan tengah untuk meloloskan platformnya.

Janji reformasi pensiun dan penghentian pengembangan minyak baru telah menyebabkan kegelisahan investor meskipun ada penunjukan Ocampo, seorang pejabat yang lama berkuasa.

Wakil Presiden Baru Francia Marquez, seorang aktivis lingkungan dan mantan pengurus rumah tangga, adalah wanita Afro-Kolombia pertama yang memegang jabatannya. Ribuan pendukung merayakannya di Bogota dan di layar lebar yang dipasang di tempat-tempat umum di seluruh negeri.

"Saya tidak percaya saya akan hidup untuk melihat peristiwa ini akhirnya terjadi," kata Nelson Molina, seorang tukang ledeng berusia 56 tahun yang mengenakan kaos dan topi Petro.

"Saya tahu kita tidak akan berubah dari satu hari ke hari berikutnya, ini baru permulaan."

Sekelompok orang juga merayakan di kedua sisi perbatasan Kolombia-Venezuela, dengan puluhan berkumpul di kedua sisi titik persimpangan di jembatan Simon Bolivar di luar Cucuta.

Petro, mantan Wali Kota Bogota, telah berjanji untuk membuka kembali hubungan diplomatik dengan Venezuela, memungkinkan perdagangan antara kedua negara dan melanjutkan layanan konsuler.

Perintah pertama Petro sebagai presiden ditujukan ke militer untuk membawa pedang pahlawan pembebasan Amerika Latin Simon Bolivar--yang dicuri oleh rekan--rekan pemberontak Petro pada 1974--untuk dipajang di alun-alun, setelah pendahulunya Ivan Duque tidak mengizinkan penggunaannya di upacara.

Sumber: Reuters
Baca juga: Mantan gerilyawan Gustavo Petro menang Pemilu Presiden Kolombia
Baca juga: Menlu AS beri selamat kepada presiden terpilih Kolombia
Baca juga: Presiden terpilih Kolombia hubungi Venezuela untuk buka perbatasan


Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022