Vientiane (ANTARA) - Jalur Kereta China-Laos menjadi sarana pengiriman barang-barang komoditas harian yang diangkut dari Laos dan negara tetangga sekitarnya ke China, begitu juga sebaliknya.

Transportasi barang tersebut menunjukkan tren peningkatan sejak jalur kereta itu dibuka, dengan pengiriman barang berupa pupuk, alat elektronik, dan tekstil dari China ke Laos serta bijih besi, biji-bijian, dan buah-buahan dari Laos ke China.

Laos-China Railway Co., Ltd. (LCRC), sebuah perusahaan patungan yang berbasis di Vientiane, bertanggung jawab atas pengoperasian Jalur Kereta China-Laos seksi Laos. LCRC menyatakan sejak pembukaan jalur kereta itu pada Desember 2021, barang-barang lintas batas yang diangkut melalui Jalur Kereta China-Laos telah melampaui 1 juta ton.

Menurut LCRC, hingga Selasa (9/8), Jalur Kereta China-Laos seksi Laos telah mengangkut 1.076.500 ton barang lintas batas, dengan 263.400 ton di antaranya dibawa dari China ke Laos dan 813.100 ton dikirim dari Laos ke China. Rata-rata tingkat pertumbuhan bulanan akibat pengiriman barang-barang itu mencapai 16,95 persen.

LCRC mengungkapkan sejak pembukaannya, jalur kereta tersebut telah secara aktif meningkatkan pengaturan transportasi, mengoptimalkan layanan pengiriman kargo, dan secara efektif memastikan transportasi yang efisien dan lancar.

Perusahaan tersebut juga telah melakukan investigasi dan pemasaran kargo yang tertarget, mempromosikan normalisasi jadwal kereta barang, dan berencana membuka layanan kereta barang internasional Lancang-Mekong Express antara China dan Laos, menurut LCRC.

Perusahaan itu juga telah meningkatkan efisiensi perizinan bea cukai (custom clearance) barang, membantu menyederhanakan proses persetujuan transportasi, dan mendirikan titik pengembalian peti kemas luar negeri di Laem Chabang dan Bangkok di Thailand serta Ho Chi Minh City dan Haiphong di Vietnam, sehingga dapat meningkatkan efisiensi peti kemas di Jalur Kereta China-Laos, kata LCRC.

Perusahaan tersebut menambahkan biaya pengiriman melalui Jalur Kereta China-Laos hampir sama dengan biaya pengiriman melalui transportasi laut, namun waktu tempuhnya terpangkas signifikan dibandingkan melalui laut.

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022