Di tengah tantangan pangan global, Indonesia memiliki landasan yang baik sehingga sektor pertanian menunjukkan resiliensinya dan juga selama pandemi berhasil menjadi buffer
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan bahwa sektor pertanian menunjukkan resiliensi atau ketahanan selama pandemi sehingga mendapatkan penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) .

“Di tengah tantangan pangan global, Indonesia memiliki landasan yang baik sehingga sektor pertanian menunjukkan resiliensinya dan juga selama pandemi berhasil menjadi buffer,” kata Menko Airlangga usai mendampingi Presiden dalam acara penyerahan penghargaan di Istana Negara, Jakarta, Minggu.

Penghargaan dari IRRI itu sebagai pengakuan atas sistem pertanian-pangan yang tangguh dan swasembada beras pada 2019-2021 melalui penggunaan teknologi inovasi padi.

Sektor pertanian pada 2021 tumbuh 1,84 persen (yoy) dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar 13,28 persen. Kemudian pada kuartal II-2022, sektor pertanian menunjukkan konsistensi dengan pertumbuhan positif 1,37 persen (yoy) dan berkontribusi 12,98 persen terhadap perekonomian nasional.

Tren positif tersebut juga turut menjaga kesejahteraan petani dengan capaian Nilai Tukar Petani (NTP) tertinggi pada Maret 2022 yakni sebesar 109,29 sedangkan NTP pada Juli 2022 tercatat sebesar 104,25.

Sementara itu, prognosa pangan nasional pada 2022, khususnya pada komoditas beras, menunjukkan adanya surplus 7,5 juta ton. Hal itu melanjutkan tren positif swasembada beras dengan produksi beras pada 2020 sebesar 31,4 juta ton dan 2021 sebesar 31,2 juta ton.

“Swasembada beras yang telah dicapai tentunya masih dihadapkan oleh berbagai tantangan baik dari sisi hulu sampai ke hilir. Untuk itu, Pemerintah terus meningkatkan berbagai upaya perbaikan,” ucap Airlangga.

Airlangga menegaskan pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung dan mendorong pengembangan sektor pertanian yang lebih inovatif dan adaptif terhadap kemajuan teknologi serta ramah lingkungan dengan tetap mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal bangsa Indonesia.

“Pengembangan pertanian yang berkelanjutan dan terintegrasi dari hulu ke hilir serta memanfaatkan teknologi, menjadi prasyarat dalam peningkatan daya saing komoditas, baik untuk pemenuhan dalam negeri maupun orientasi ekspor,” ujarnya.

Adapun produktivitas padi nasional pada 2020 berada di angka 5,13 ton/ha dan pada 2021 meningkat menjadi 5,23 ton/ha.

Pemerintah terus melakukan upaya peningkatan kualitas benih, penerapan Good Agricultural Practices (GAP), perbaikan infrastruktur pertanian, penanganan pasca panen, pemanfaatan teknologi pertanian, perluasan areal tanam melalui cetak sawah, penetapan lahan sawah dilindungi, bantuan alat dan mesin pertanian, serta bantuan pembiayaan melalui KUR.

Dari sisi benih, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi Subang telah menghasilkan Inpari 32 dan Inpari 42 dengan produktivitas mencapai 12 ton/ha. Hal tersebut terus didorong konsistensinya dan diimplementasikan pada skala besar.

Penanganan pasca panen dengan pembangunan rice milling unit dan silo modern baik swasta maupun Perum BULOG, serta penerapan klaster bisnis padi.

Pemerintah mendorong pemanfaatan teknologi pertanian melalui digitalisasi pertanian yakni penerapan Internet of Things (IoT), robot construction, dan Artificial Intelligence (AI) untuk pengembangan Agriculture War Room (AWR), dan otomatisasi mekanisasi pertanian.

Baca juga: Bukti ketahanan pangan, Presiden sebut stok beras 10,2 juta ton

Baca juga: Indonesia terima penghargaan IRRI atas capaian swasembada beras

Baca juga: Presiden yakin Indonesia segera capai swasembada beras


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022