Kami akan memulainya, salah satu caranya dengan menetapkan neraca komoditas...semua industri harus dipastikan mendapat bahan baku secukupnya
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita memastikan ketersediaan bahan baku industri furnitur dan kerajinan, terutama kayu berukuran besar dan rotan.

"Kami akan memulainya, salah satu caranya dengan menetapkan neraca komoditas. Kami akan hitung berapa kebutuhan industri terhadap rotan karena berdasarkan perintah atau amanah Undang-Undang Cipta Kerja, semua industri harus dipastikan mendapat bahan baku secukupnya," kata Menperin Agus dalam pembukaan Pameran Furnitur Indonesia di JIExpo Kemayoran, Kamis.

Pasokan bahan baku industri furnitur seperti kayu besar dan rotan dilaporkan semakin berkurang dan langka, yang dinilai Menperin Agus sebagai ironis, karena sekitar 75 persen pasokan rotan dunia berasal dari Indonesia.

Hal ini berkaitan dengan ekspor ilegal produk kayu dan rotan yang akan segera ditindaklanjuti bersama pihak berwenang guna meningkatkan nilai tambah ekspor Indonesia.

Baca juga: Menperin ingin wujudkan ekspor furnitur 5 miliar dolar pada 2024
Baca juga: Menperin sebut akan intensifkan serapan produk furnitur dalam negeri


Selain terkait bahan baku, Menperin Agus mengatakan akan menyelesaikan persoalan terkait Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang direncanakan hanya akan diterapkan untuk industri hulu furnitur karena pelaku industri di hilir sudah harus memenuhi standar dari pasar tujuan ekspor mereka.

"SVLK barangkali bisa dilakukan untuk industri yang super hulu, industri hilir mungkin tidak perlu, ini akan mengurangi ongkos yang tinggi, khususnya di industri hilir. Saya akan menugasi dirjen untuk bicarakan ini dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," ucap Menperin.

Pemerintah juga akan mendorong peningkatan teknologi dan keahlian Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor furnitur dan kerajinan dengan mengintensifkan restrukturisasi mesin dan mendirikan politeknik yang kurikulumnya disesuaikan dengan kebutuhan industri.

"Indonesia sebetulnya memiliki tenaga kerja yang kompeten dengan ide-ide yang sangat baik. Karena itu Kemenperin sudah mendirikan Politeknik Furnitur di Kendal dengan kurikulum yg bersifat dinamis dan sesuai kebutuhan pasar," ucap Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.

Baca juga: Ekspor furnitur naik, Kemenperin optimalkan restrukturisasi mesin IKM

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022