Pekanbaru, (ANTARA News) - Aktivitas tiga kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang terdapat di sekitar kawasan Suaka Margasatwa (SM) Danau Pulau Besar dan Danau Bawah atau lebih dikenal dengan nama Danau Zamrud karena berada di ladang minyak Zamrud Kabupaten Siak, Riau, dapat menjadi ancaman pendangkalan danau tersebut. "Perusahaan HTI akan membangun kanal-kanal di kawasannya dan kanal ini akan mempengaruhi proses sedimentasi di danau," ujar peneliti lingkungan dari Universitas Riau (Unri) T. Ariful Amri kepada ANTARA di Pekanbaru, Senin (27/3). Ia mengatakan itu menanggapi keberadaan tiga perusahaan HTI yang berdampingan dengan kawasan SM tersebut yakni sebelah timur kawasan terdapat HTI PT Ekawana, di sebelah utara HTI PT Arara Abadi (AA) dan sebelah selatan HTI PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Aktivitas produksi HTI dapat menjadi ancaman pendangkalan dua danau di Suaka Margasatwa Danau Pulau Besar/Danau Bawah itu. Dua danau dikawasan tersebut yakni Danau Pulau Besar (dengan luas 2.416 Ha) dan Danau Bawah (360 Ha) dihubungkan oleh Sungai Rasau, jarak diantara keduanya sekitar dua kilometer. Kedua danau ini lebih sering disebut sebagai Danau Zamrud, karena berada di ladang minyak Zamrud, yang dikelola Badan Operasi Bersama (BOB) PT Bumi Siak Pusako - Pertamina Hulu. Sesuai dengan namanya, di Danau Pulau Besar terdapat pulau-pulau hanyut yang terbentuk karena endapan sedimen yakni Pulau Besar (luasnya sekitar 10 hektare), Pulau Tengah (satu hektare), Pulau Bungsu (satu hektare) dan Pulau Beruk (dua hektare) karena banyak terdapat beruk (sejenis kera tidak berekor) di dalamnya. Sedangkan, kondisi air danau berwarna hitam bening karena dipengaruhi hutan rawa gambut yang mengelilinginya. Kawasan SM Danau Pulau Besar dan Danau Bawah itu seluas 28.237.95 hektare. Menurut T. Ariful yang juga Direktur Pusat Kajian Rona Lingkungan Unri, aktivitas produksi HTI melalui kanal-kanal yang dibangun perusahaan dapat mempercepat sedimentasi di dasar dua danau tersebut. "Sebaiknya keberadaan HTI disekitar kawasan direvisi kembali. Sebab dapat menganggu keberadaan kawasan konservasi begitu juga aktivitas pembukaan lahan di areal penyangga kawasan," ujar Ariful. Ia menyarankan, kawasan SM Danau Pulau Besar dan Danau Bawah yang merupakan kawasan hutan rawa gambut diperluas lagi dengan menarik kembali kawasan yang telah dilepas sebagai kawasan pemanfaatan. Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Siak harus bersikap tegas untuk menyelamatkan kawasan suaka margasatwa yang merupakan habitat flora fauna langka seperti beruang madu (Helarctos malayanus), harimau loreng sumatera (Panthera tigris sumatrensis), ikan arowana (Schleropages formosus) dan berbagai flora fauna langka lainnya termasuk menjadi habitat burung serindit (Loriculus galgulus) maskot Riau. "Peruntukan dan kepemilikan lahan di sekitar kawasan SM direvisi kembali dengan memperhatikan kebijakan konservasi," katanya.(*)

Copyright © ANTARA 2006