London (ANTARA) - Euro sempat jatuh kembali di bawah paritas terhadap dolar yang kuat pada Senin dan mendekam di posisi terendah lima minggu, tertekan oleh kekhawatiran bahwa penghentian tiga hari pasokan gas Eropa akhir bulan ini akan memperburuk krisis energi.

Yuan China turun ke level terendah dalam hampir dua tahun setelah bank sentral memangkas suku bunga pinjaman utama.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, mencapai tertinggi baru lima minggu karena pejabat Federal Reserve mengulangi sikap pengetatan moneter yang agresif menjelang simposium Jackson Hole Fed minggu ini.

Itu adalah euro yang menanggung beban terbesar dari tekanan jual terhadap dolar setelah Rusia pada Jumat malam (19/8/2022) mengumumkan penghentian tiga hari pasokan gas Eropa melalui pipa Nord Stream 1 pada akhir bulan ini.

Mata uang bersama Eropa jatuh ke level 0,99945 dolar, level terendah sejak pertengahan Juli, dan terakhir turun 0,4 persen hari ini.

"Nilai wajar euro telah dirusak oleh kejutan energi - yang berarti bahwa euro/dolar tidak terlalu murah bahkan pada level ini," kata Chris Turner, kepala pasar global di ING.

Presiden Bundesbank Joachim Nagel mengatakan kepada surat kabar Jerman Rheinischen Post bahwa ekonomi Jerman, di antara yang paling terkena gangguan pasokan gas Rusia, "kemungkinan" akan mengalami resesi selama musim dingin jika krisis energi terus berlanjut.

Indeks dolar AS, yang mengukur mata uang terhadap enam rivalnya termasuk euro, naik menjadi 108,47 -- tertinggi sejak 15 Juli.

Indeks dolar melonjak 2,33 persen minggu lalu - reli mingguan terbaik sejak April 2020 - di tengah paduan suara pembuat kebijakan Fed yang menekankan bahwa lebih banyak yang harus dilakukan untuk mengendalikan inflasi yang tinggi selama beberapa dekade.

Yang terbaru adalah Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin pada Jumat (19/8/2022), mengatakan "dorongan" di antara para bankir sentral adalah menuju kenaikan suku bunga yang lebih cepat dan lebih awal.

Pasar uang saat ini menunjukkan peluang 46,5 persen untuk kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin lagi pada pertemuan Fed berikutnya pada 21 September.

Ekonom dalam jajak pendapat Reuters condong ke arah peningkatan 50 basis poin dengan risiko resesi meningkat.

Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun secara singkat naik di atas 3,0 persen pada Senin untuk pertama kalinya sejak 21 Juli.

Saat imbal hasil turun dari level tertingginya, dolar melemah terhadap yen dan sedikit lebih rendah hari ini di 136,81 yen. Sebelumnya, dolar mencapai level terkuatnya terhadap yen sejak 27 Juli.

Sterling, sementara itu, jatuh ke level terendah baru lima minggu di 1,17875.

Dolar juga naik setinggi 6,8420 yuan dalam perdagangan di pasar domestik untuk pertama kalinya sejak September, 2020 setelah bank sentral China (PBoC) memangkas suku bunga pinjaman satu dan lima tahun, seperti yang diperkirakan secara luas. Itu terjadi setelah melonggarkan suku bunga pinjaman utama lainnya dalam langkah mengejutkan minggu lalu.

Terhadap yuan di pasar luar negeri, dolar mencapai 6,8621, juga yang terkuat sejak September 2020.

Aussie yang terkait komoditas menguat 0,2 persen menjadi 0,6885 dolar AS - rebound setelah merosot ke 0,68595 dolar AS pada Jumat (19/8/2022) untuk pertama kalinya sejak 19 Juli - karena bijih besi Dalian menguat lebih dari 2,0 persen dan tembaga juga naik. Kiwi naik 0,3 persen menjadi 0,6190 dolar AS.

Baca juga: Rubel menguat ke tertinggi satu minggu terhadap euro, saham Rusia naik

Baca juga: Perubahan kebijakan moneter AS berdampak pada zona euro

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022