Jayapura (ANTARA) - Tingginya aktivitas masyarakat berbelanja daring, khususnya melalui perangkat bisnis elektronik, telah membuka jalan bagi banyak produk lokal atau usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menjangkau konsumen lebih luas.

Bahkan sebuah jenama produk olahan makanan kemasan Sambal Baba milik Industri Kecil Menengah di Jayapura, Papua, CV Warline Katahati Papua, mampu mencatatkan penjualan hingga ratusan produk per hari memanfaatkan teknologi perangkat bisnis elektronik, seperti media Facebook, Instagram serta Shopee, Blibli, dan Tokopedia.

"Berjualan di Facebook paling lancar. Produk sambal bisa penjualan sampai 300 kemasan per hari, kalau DTuna (Rendang Tuna) 200-an kemasan per hari," kata karyawan bagian pemasaran CV Warline Katahati Papua Musdalifa di Jayapura, Papua, Senin.

Musdalifa selaku lulusan SMK yang menguasai desain komunikasi visual, terjun langsung dalam membuat promosi di akun media sosial Sambal Baba.

Menurut perempuan yang akrab disapa Syifa itu, produksi Sambal Baba per bulan bisa menembus hingga 2.000 sampai 3.000 kemasan.

Syifa mengatakan produksi mereka berupa sambal ikan Asar, dulunya hanya lauk biasa bagi masyarakat Papua.

Ikan Asar merupakan ikan tuna yang melewati proses pengasapan selama dua sampai tiga jam. Dengan proses pengasapan tersebut, ikan menjadi gurih, enak dan memiliki wangi asap yang sangat khas.

Dengan adanya produk Sambal Baba yang dijual melalui perangkat bisnis elektronik menjadikan ikan Asar Papua produk yang bersaing dengan produk makanan siap saji lain se-Indonesia.

Menurut Syifa, konsumen yang mendatangi toko mereka di Kompleks Permata Indah, Blok F No. 132, Awiyo, Abepura, Jayapura, Papua itu dari luar Papua, seperti Merauke (Papua Selatan), Mimika (Papua Tengah), dan Sorong (Papua Barat).

Pernah beberapa waktu lalu, kata Syifa, konsumen datang dari Surabaya (Jawa Timur) untuk mencari oleh-oleh. Konsumen dari Jakarta sempat pula memborong produk Sambal Baba lewat aplikasi daring sebanyak 1.200 kemasan.

"Dari pimpinan kasih diskon kalau beli banyak, misal enam persen kalau beli 10. Tapi belum ongkos kirim (ongkir)," kata Syifa.

Menurut Syifa, Sambal Baba kalau masih tersegel kemasannya mampu bertahan hingga satu tahun. Kalau sudah terbuka segelnya, namun makanan itu disimpan di kulkas, bisa bertahan sampai satu pekan.

Selain melakukan strategi berjualan secara daring, Sambal Baba juga aktif me​​​​​​lakukan penjualan melalui pameran Usaha Mikro Kecil Menengah dan Industri Kecil Menengah di Jayapura, Papua.

Misalnya, kata Syifa, waktu pameran di Taman Imbi Papua bertajuk Irian Creative Week tanggal 19-20 Agustus lalu, keuntungan mereka tembus Rp2 juta selama dua hari pelaksanaan acara tersebut.

Pada Senin ini, produk Sambal Baba pun mengikuti pameran lagi di Hotel Suni sama Kantor Gubernur Papua. Pada Rabu (24/8) nanti, mereka pun hadir pameran Gerakan Nasional Bangga Buatan Nasional di Gelanggang Olah Raga (GOR) Cenderawasih, Jayapura, Papua.

"Kami menyiapkan sembilan varian sambal masing-masing 12 kemasan, kemudian tuna asar dan DTuna buat pameran masing-masing enam kemasan," kata Syifa.

Baca juga: Kemenkop: Produk unggulan UMKM Papua bisa diangkat hingga mancanegara

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022