London (ANTARA) - Inggris mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya akan bekerja dengan Albania untuk segera memproses dan memulangkan sejumlah besar warga Albania yang menyeberangi Selat Inggris dengan perahu-perahu kecil.

Rencana tersebut mengemuka setelah terjadi lonjakan jumlah migran serta di tengah rencana Inggris untuk mendeportasi orang-orang seperti itu ke Rwanda.

Jumlah orang yang tiba di Inggris dengan perahu-perahu kecil mencapai rekor untuk satu hari pada Senin (22/8).

Hampir 40 persen dari mereka yang tiba selama periode enam minggu dari Juni hingga Juli berasal dari Albania, surat kabar Mail on Sunday melaporkan awal bulan ini, seraya mengutip angka-angka yang dibocorkan.

Angka resmi baru mengenai kedatangan migran akan diterbitkan pada Kamis.

"Sejumlah besar orang Albania tertipu lewat kebohongan para penyelundup manusia yang kejam dan geng kejahatan terorganisasi yang bengis, yang mengakibatkan mereka melakukan perjalanan berbahaya dengan perahu-perahu rapuh ke Inggris," kata Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel.

Dia menambahkan bahwa pemulangan warga Albania akan dipercepat mulai minggu depan.

"Berkat kerja sama kami yang sangat baik dengan Albania, kami akan mengambil setiap kesempatan untuk mempercepat pemindahan orang Albania yang tidak berhak tinggal di Inggris."

Perdana Menteri Boris Johnson, yang sebentar lagi akan melepas jabatannya, berharap bahwa ancaman --yang diumumkan pada April--  untuk mendeportasi orang-orang ke Rwanda akan menciutkan nyali mereka yang datang dengan sampan dan perahu kecil. 
 
Namun, tingkat kedatangan dalam delapan bulan pertama tahun ini tercatat hampir dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kebijakan deportasi ke Rwanda ditangguhkan dan akan menghadapi tantangan hukum pada September.

Kelompok hak asasi manusia berpendapat bahwa kebijakan Rwanda tidak dapat dijalankan dan tidak etis. 

Sementara itu, penerbangan deportasi pertama ke Rwanda --yang direncanakan pada Juni tahun ini-- diblokir pada menit-menit terakhir atas perintah Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa.

Dua kandidat yang bersaing untuk menggantikan Johnson --Liz Truss dan Rishi Sunak-- telah bersumpah untuk terus maju memberlakukan kebijakan deportasi ke Rwanda.

Sumber: Reuters

Baca juga: Inggris kecam keputusan pengadilan halangi deportasi migran ke Rwanda

Baca juga: Inggris berencana tolak suaka bagi migran ilegal


 

Puluhan migran tewas saat menyeberangi Selat Inggris

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022