banyak konsumen yang tidak membeli telur dalam jumlah besar
Jakarta (ANTARA) - Harga telur ayam di sejumlah pasar dan toko sembako Jakarta Barat menembus angka Rp 32.000 per kilogram yang berlangsung dalam kurun waktu satu minggu terakhir.

"Sudah seminggu harganya Rp 32.000. Kemarin sempat Rp 31.000 per kilogram sekarang malah naik lagi menjadi Rp 32.000," kata Suryanah, pedagang sembako di Palmerah, Jakarta Barat, Jumat.

Harga Rp 32.000 itu dinilai cukup tinggi lantaran sebelumnya harga telur  hanya berkisar Rp 28.000 per kilogram atau naik 14 persen.

Karena kondisi ini, banyak konsumen yang batal membeli telur dalam jumlah besar.

"Paling belinya setengah kilo. Beli di atas sekilo itu jarang dari kemarin," jelas dia.

Hal senada juga dirasakan Syawal, pedagang sembako di Pasar Slipi. Menurut dia, harga telur naik setiap tiga hari sekali.

"Dari kemarin naik Rp 1.000 per tiga hari. Sekarang sudah sampai Rp 32.000," jelas dia.

Syawal mengatakan kenaikan harga tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap hasil jualannya karena sebelum harga telur naik penjualannya juga tidak besar.

Kepala Pasar Slipi, Hendra Silalahi, mengaku adanya kenaikan harga telur di pasarnya.

Dia mengatakan naiknya harga diperkirakan karena produksi telur dari peternak berkurang.

Maka dari itu, pihaknya membuka kesempatan bagi warga terutama pemilik Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk membeli sembako dengan harga terjangkau namun pembelian tetap dibatasi.

"Bisa dibeli di Mini DC (mini grosir) pasar kami," jelas Hendra.
Baca juga: Warga di Jakarta Timur keluhkan tingginya harga telur ayam
Baca juga: Telur jadi favorit peserta Program Pangan Bersubsidi di Jakarta Utara
Baca juga: Harga telur ayam negeri di Pasar Slipi Jakarta Barat turun

Pewarta: Walda Marison
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022