Jakarta (ANTARA News) - Perdana Menteri Inggris Tony Blair akan berdialog dengan sejumlah santri dan guru pondok pesantren Darunnajah, Ulujami, Cipulir, Jakarta Selatan Kamis siang, dalam rangkaian kunjungannya ke pusat pendidikan Islam itu, kata Jurubicara Ponpes Darunnajah Ustadz Ainur Rofiq, Rabu. Selain itu, orang nomor satu dalam pemerintahan Inggris itu pun akan bertemu dengan pimpinan pesantren serta meluncurkan program "Global Gateway" British Council, katanya di Jakarta, Rabu. Kunjungan ke pesantren yang memiliki sedikitnya 1.600 santri itu dilakukan setelah Blair bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan berdialog dengan enam tokoh Islam yakni Abdullah Gymnastiar, Nazaruddin Umar, Hasyim Muzadi, Azyumardi Azra, Din Syamsuddin dan Quraish Shihab pada Pukul 10.15 hingga 10.40 WIB. Menurut Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal, pertemuan Yudhoyono-Blair dan ke-enam tokoh Islam akan berlangsung secara bebas dan terbuka. Pertemuan itu ditujukan untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada PM Blair tentang warna dan pemikiran Islam di Indonesia. Agenda lain yang akan dibahas oleh kedua pemimpin negara dan para tokoh Islam itu, kata Dino, adalah masalah dialog Islam dan Barat dan bagaimana mencari cara terbaik untuk memajukannya. Pertemuan sepanjang Kamis pagi hingga siang itu dilanjutkan dengan jumpa pers bersama oleh Presiden Yudhoyono dengan PM Blair. Laporan M16 Terkait dengan kunjungan Blair selama dua hari itu, Pengamat Intelijen, Dr. A.C.Manullang, mengatakan laporan Badan Intelijen Inggris, M16, tentang isu Islam radikal yang tetap berupaya merebut kekuasaan di Indonesia bisa saja menjadi agenda Blair. "Laporan intelijen M16 ini antara lain menyinggung isu Islam, dimana Islam radikal disebut-sebut masih tetap berupaya merebut kekuasaan di Indonesia dengan menggunakan agama. Laporan itu menyebutkan adanya politisi Indonesia yang mengagamakan ideologi dan mengideologikan agama ...," katanya. Selain itu, Blair yang berkunjung ke Jakarta setelah kunjungan ke Australia itu, diperkirakan juga akan menanyakan isi laporan M16 perihal kenyamanan dan keamanan warganegara serta fasilitas-fasilitas negaranya di Indonesia, katanya. Sehubungan dengan masalah tersebut, Manullang mengemukakan Presiden Yudhoyono sebaiknya mempercayai laporan intelijen resmi Indonesia daripada para politisi, kata Manullang. PM Blair sendiri dalam artikelnya berjudul "Kemitraan Modern Berdasar Kesamaan" yang dilansir Harian Kompas, edisi Rabu, mengungkapkan harapannya akan perlunya menanggapi gejala ekstremisme yang merupakan minoritas di kedua negara. "Saya amat berharap, selama kunjungan saya dapat mendiskusikan bagaimana kita dapat menanggapi kaum ekstremis yang merupakan minoritas di kedua negara kita, yang merusak nama baik Islam dalam upaya mereka menjustifikasi kekerasan yang dilakukan secara acak," kata Blair dalam tulisannya. penyegaran kembali hubungan Tentang kunjungan Blair, Dino mengatakan kedatangan PM Inggris di Indonesia itu ditujukan untuk menyegarkan kembali hubungan Indonesia dan Inggris. Sebelumnya Presiden Yudhoyono dan PM Blair telah bertemu di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York tahun lalu. Pertemuan tersebut terjadi antara lain karena, baik Yudhoyono maupun Blair, merupakan bagian dari jaringan beranggotakan 14 pemimpin dunia yang mengurusi reformasi PBB (Leaders` Network for UN Reform). Kedatangan Blair ke Indonesia pada 29-30 Maret akan merupakan kunjungan pertama PM Inggris ke Indonesia dalam 21 tahun terakhir ini, setelah PM Margareth Thatcher datang menemui Presiden Soeharto. (*)

Copyright © ANTARA 2006