Taipei (ANTARA) - Taiwan akan melanjutkan kebijakan bebas visa bagi sejumlah negara mulai pekan depan, ketika otoritas setempat terus melonggarkan pembatasan COVID-19.

Pulau tersebut sebelumnya tetap memberlakukan aturan masuk dan karantina saat negara-negara di Asia mulai melonggarkan atau mencabut sepenuhnya pembatasan COVID-19.

Pada Juni, Taiwan memangkas masa isolasi bagi pendatang dari tujuh menjadi tiga hari.

Taiwan sejauh ini telah melaporkan lebih dari 5,3 juta kasus lokal COVID-19 sejak awal tahun, yang dipicu oleh varian Omicron yang lebih menular.

Baca juga: Taiwan laporkan 57.216 positif COVID-19 dalam sehari, delapan kematian

Namun dari jumlah kasus sebanyak itu, lebih dari 99 persen pasien tidak menunjukkan gejala atau hanya mengalami gejala ringan.

Otoritas setempat telah melonggarkan pembatasan lewat "model Taiwan baru".

Pusat Komando Epidemi Taiwan mengatakan aturan bebas visa bagi pengunjung dari Amerika Serikat, Kanada, Selandia Baru, Australia, Eropa dan mitra diplomatik lain akan dilanjutkan mulai Senin pekan depan.

Keputusan itu diambil berdasarkan fakta bahwa sebagian besar negara di dunia telah membuka kembali perbatasan mereka dan berusaha menyeimbangkan antara upaya pencegahan dan kegiatan sosial ekonomi.

Kepala pusat komando Victor Wang mengatakan bahwa Taiwan masih memberlakukan karantina tiga hari dan kewajiban tes PCR saat kedatangan, selain pembatasan jumlah pendatang sebanyak 50.000 orang per minggu.

Taiwan, yang tingkat vaksinasinya termasuk tinggi, telah mencabut persyaratan hasil negatif tes PCR sebelum keberangkatan.

Selama pandemi, penduduk Taiwan dan warga asing yang tinggal di sana tidak pernah dilarang meninggalkan pulau itu dan kemudian masuk kembali, meskipun mereka harus menjalani karantina di rumah atau di hotel.

Sebelum pandemi, Taiwan adalah tujuan wisata populer bagi turis Asia, yang sebagian besar berasal dari Jepang, Korea Selatan dan Asia Tenggara.

Sumber: Reuters

Baca juga: Menkes Taiwan positif COVID-19
Baca juga: Kasus harian COVID Taiwan: 61.754 positif, 29 kematian

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022