Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berkolaborasi dengan swasta untuk membangun Pusat Persemaian Sriwijaya Kemampo di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan yang berkapasitas 10 juta bibir per tahun.

Menurut keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, KLHK dan Sinar Mas telah menandatangani nota kesepahaman pembangunan pusat persemaian tersebut di Jakarta pada hari ini.

Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan bahwa bahwa penyediaan bibit berkualitas untuk rehabilitasi hutan dan lahan seperti yang dilakukan dalam pusat persemaian memiliki peranan penting dalam konteks dukungan percepatan peningkatan tutupan hutan dan lahan.

Dalam sambutan di acara tersebut, Siti menyatakan bahwa Sumatera Selatan menjadi salah satu lokasi prioritas pembangunan persemaian. Provinsi itu memiliki luas lahan kritis seluas 709.884 hektare, dengan komposisi lahan kritis berada di dalam kawasan hutan 347.034 hektare dan di luar kawasan hutan 362.851 hektare

Baca juga: Komisi IV terima LKPP 2021 Kementan-KKP-KLHK, usul tambahan anggaran

"Luasnya sasaran hutan dan lahan yang perlu dipulihkan ini menjadi salah satu pertimbangan dari dibangunnya persemaian skala besar di provinsi Sumatera Selatan," kata Siti.

Program yang digagas oleh Presiden Jokowi itu rencananya secara total akan membangun 30 unit pusat persemaian serupa di seluruh Indonesia.

Pembangunan persemaian dengan skala besar pada setiap provinsi diarahkan untuk mendukung pemulihan ekosistem melalui rehabilitasi hutan dan lahan termasuk reklamasi areal bekas tambang.

Selain itu juga berkaitan sangat erat dengan langkah-langkah Indonesia dalam merespons kondisi global. Salah satunya dengan mendukung kebijakan penyerapan bersih emisi sektor kehutanan dan penggunaan lahan atau FoLU Net Sink 2030.

Untuk pembangunan Pusat Persemaian Sriwijaya Kemampo di Sumatera Selatan, KLHK telah menyiapkan lahan seluas kurang lebih 6 hektare di Kawasan Kemampo, Kabupaten Banyuasin.

Bibit yang akan diproduksi meliputi jenis tanaman endemik seperti kasturi, meranti, ulin dan gaharu serta tanaman estetika seperti ketapang kencana dan tanjung. Akan disediakan juga dan tanaman untuk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) seperti duku, durian dan alpukat.

Dalam kesempatan tersebut, Managing Director APP Sinar Mas Suhendra Wiriadinata mengatakan pihaknya telah mempelajari dan berpengalaman dalam mengembangkan maupun mengelola pusat persemaian.

"Mudah-mudahan dengan pengalaman tersebut, Kami dapat memberikan nilai tambah dalam upaya Kita bersama, untuk mempercepat pencapaian target Pemerintah Indonesia dalam menghasilkan bibit tanaman hutan dataran rendah dan dataran tinggi, tanaman estetika serta jenis tanaman multipurpose tree species," tutur Suhendra.

Baca juga: KLHK: Restorasi mangrove bukti komitmen RI pada G20

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022