Pada satu titik OP, disiapkan 1.200-1.800 butir dan setiap hari telur yang dibawa petugas habis terjual. Semoga dengan kegiatan ini harga telur bisa kembali normal.
Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menggelar operasi pasar (OP) telur ayam ras di empat pasar tradisional untuk menstabilkan harga sekaligus sebagai upaya pengendalian inflasi.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram Uun Pujianto di Mataram, Rabu, mengatakan, empat pasar tradisional yang menjadi lokasi OP telur adalah Pasar Mandalika, Kebon Roek, Pagesangan, dan Pasar Sindu.

"OP telur tersebut kami  laksanakan bekerja sama dengan Bank Indonesia sampai tanggal 30 September 2022," katanya.

Baca juga: Pinsar minta pemerintah tetapkan harga acuan telur hingga pakan ayam

Menurutnya, harga telur di OP jauh di bawah harga pasar yang mencapai 2.000 per butir. Sedangkan di OP harga telur dengan ukuran kecil Rp50.000 per 30 butir, sementara ukuran kecil Rp52.000 per 30 butir.

Pembelian telur di kegiatan OP tidak dibatasi dan siapapun boleh membeli, namun untuk menghindari pembelian yang berlebihan satgas perdagangan tetap siaga melakukan pengawasan.

"Pada satu titik OP, disiapkan 1.200-1.800 butir dan setiap hari telur yang dibawa petugas habis terjual. Semoga dengan kegiatan ini harga telur bisa kembali normal," katanya.

Baca juga: Mendag-NFA gelar operasi pasar telur Rp27 ribu per kg

Sebelumnya Kepala Bidang Pengendalian Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Disdag Kota Mataram Sri Wahyunida mengatakan, harga telur yang mengalami kenaikan signifikan hingga Rp60.000 per 30 butir, dipicu harga pakan ayam berupa jagung yang naik dari Rp3.000 per kilogram menjadi Rp9.000 per kilogram.

Selain itu harga bibit ayam (DOC) juga naik signifikan  dari Rp4.000 per ekor menjadi Rp12.000 per ekor. Sementara permintaan telur terus meningkat, termasuk untuk bantuan program keluarga harapan (PKH).

"Harapan kita, setelah PKH selesai kebutuhan telur kembali stabil agar harga telur juga bisa normal lagi," katanya.
 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022