Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Jepang terus berupaya meningkatkan kerja sama di bidang manufaktur melalui langkah-langkah strategis dan pelaksanaan atas komitmen yang telah dibuat baik di forum bilateral dan regional.
 

Dalam waktu dekat, salah satu agenda yang menjadi fokus kedua negara adalah penyelesaian protokol perubahan atas perjanjian ekonomi Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) yang akan diumumkan oleh kedua kepala negara saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada November 2022 di Bali.

“Kami akan membuka akses lebih luas dan menawarkan yang lebih substantif pada kaitannya dengan perundingan trade in goods terkait produk manufaktur. Harapannya ini akan menjadi saling menguntungkan bagi kedua belah pihak,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.

Beberapa isu yang masih dirundingkan dalam kerja sama IJEPA antara lain tentang perdagangan barang, jasa, kerjasama ekonomi, pergerakan orang perseorangan (MNP), dan aturan asal usul (Rule of Origin).

Terdapat juga isu terkait industri, implementasi New MIDEC dan improved offer atas produk baja.

Sementara itu, pada agenda Presidensi G20, Kemenperin mengharapkan dukungan dari Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI) untuk keberlanjutan inklusi industri dalam pembahasan pada forum G20.

Dalam Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) Presidensi G20 Indonesia tahun 2022, pemerintah Indonesia mengusulkan inklusi industri dalam pembahasan forum G20 dan mengharapkan pembahasan isu-isu industri tersebut dapat dilakukan berkelanjutan pada Presidensi berikutnya.

Pada Zero Draft Ministerial Statement on Trade, Investment and Industry yang telah didistribusikan kepada anggota G20, Indonesia mengusulkan alternatif pembentukan Industry Working Group sebagai wadah untuk pembahasan isu industri pada Presidensi berikutnya.

Dalam pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menperin di Jakarta pekan lalu, Menteri METI Nishimura Yasutoshi yang baru dilantik menyampaikan apresiasi atas Presidensi Indonesia pada G20 dan mendukung pembahasan isu industri untuk dilanjutkan.

 

Selain itu, Indonesia mengharapkan dukungan dari Jepang untuk percepatan pencapaian zero emissionmelalui kerjasama teknologi inovatif seperti teknologi hidrogen dan amonia.

 

“Di samping itu juga diharapkan dukungan pengetahuan dan teknologi baru Jepang untuk mendukung beberapa proyek strategis Indonesia, terutama untuk hilirisasi komoditas alam, pengembangan mobil dan motor listrik, serta sektor kesehatan dan pangan,” imbuhnya.

 

Menperin juga mengapresiasi komitmen perusahaan-perusahaan otomotif Jepang yang terus meningkatkan investasinya di Indonesia, seperti Mitsubishi yang berkomitmen menaikkan investasi untuk model-baru termasuk jenis hybrid, serta Toyota yang akan melakukan investasi besar untuk memproduksi kendaraan listrik.

 

Selain sektor otomotif, dibahas pula rencana Sojitz Corporation untuk membangun industri methanol di Teluk Bintuni, Papua Barat.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022