Solo (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi Surakarta, Jawa Tengah berhasil mengangkat pseudotumor pada pasien hemofilia A dengan inhibitor.

Kepala Subbagian Hukum dan Humas RSUD Dr Moewardi Surakarta Anggita Pratami Langsa di Solo, Sabtu, mengatakan operasi pengangkatan pseudotumor atau amputasi pada pasien anak berinisial MR (8) tersebut berlangsung selama satu jam.

Sebelas hari usai operasi, kini MR dalam kondisi stabil dan sudah diperbolehkan pulang.

Sebelumnya, MR memiliki riwayat Hemofilia A yang terdiagnosa sejak tahun 2016 saat berusia 2,5 tahun.

Ia mengatakan pasien mengeluh punggung tangan kiri terus membengkak disertai nyeri dan gatal akibat tidak sengaja terbentur tempat tidur.

"Setelah dirawat selama tiga hari dr RS Ponorogo, kondisi pasien tidak kunjung membaik sehingga pasien dirujuk ke RSUD Dr Moewardi," katanya.

Baca juga: RSUD Moewardi Solo berhasil pisahkan bayi kembar siam asal Karanganyar

Setelah melalui rangkaian pemeriksaan, menurut dia, pasien diketahui menderita pseudotumor yaitu kista berisi darah pada jaringan lunak atau tulang.

Ia mengatakan angka kejadian ini cukup jarang dan mempunyai komplikasi yang mengancam nyawa.

"Pengangkatan tumor pada pasien hemofilia ini mempunyai tantangan tersendiri karena pasien juga memiliki inhibitor sehingga obat yang diberikan tidak dapat menggunakan terapi pengganti seperti biasanya, tetapi harus menggunakan Faktor VIIa yang ketersediaannya cukup jarang dan mahal," katanya.

Meski demikian, dengan donasi obat yang diberikan dari Direksi RSUD Dr Moewardi dan Himpunan Masyarakat Hemofili Indonesia, operasi dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

Ia mengatakan operasi dilakukan oleh dr Udi Herunefi Hancoro Sp.B, Sp.OT (K) yang juga melibatkan divisi Ilmu Kesehatan Anak, Radiologi Intervensi, Patologi Klinik, dan Psikolog.

Baca juga: RSUD dr Moewardi mulai layani donor apheresis
Baca juga: Sinta Aulia jalani operasi dua jam di RS Polri
Baca juga: Kapolri bantu pengobatan Sinta Aulia penderita tumor asal Rembang

Pewarta: Aris Wasita
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022