Pekanbaru, (ANTARA News) - Perencanaan terhadap dua kawasan laut di perairan Kepulauan Riau (Kepri) yakni laut Bintan Timur dan Senayang Lingga sebagai kawasan konservasi laut, hingga kini belum terwujud karena terkendala pemekaran wilayah Provinsi Riau.
Kepala Koordinator Konservasi Kawasan dan Jasa Lingkungan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau, Zanier kepada ANTARA di Pekanbaru, Senin (3/4) mengatakan sebelum wilayah perairan Provinsi Riau dimekarkan menjadi Provinsi Kepulauan Riau pihaknya telah megusulkan dua kawasan tersebut sebagai kawasan taman nasional.
"Tetapi hingga kini belum terwujud, padahal dua kawasan laut itu sangat potensial sebagai kawasan konservasi karena memiliki keunikan dan keindahan alam lautnya," ujar Zanier.
Sebelumnya, dua kawasan tersebut telah disetujui Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Riau dilepas sebagai kawasan konservasi mengingat keanekaragaman hayati taman lautnya. Lagipula, Riau ketika itu belum punya kawasan konservasi laut.
Namun, lanjut dia, sejak Kepri telah memisahkan diri menjadi provinsi baru, perencanaan kawasan konservasi tersebut terkendala dan belum ada tindaklanjut.
Zanier mengemukakan, meskipun wilayah Kepri telah berdiri sendiri terpisah dari Provinsi Riau namun urusan konservasi masih berada di bawah koordinasi BKSDA Provinsi Riau.
"Kepri merupakan wilayah kerja seksi konservasi wilayah III KSDA Riau, hingga kini," ujarnya.
Sebelum otonomi daerah wilayah perairan Bintan Timur dan Senayang Lingga merupakan satu daerah Kabupaten Kepulauan Riau Provinsi Riau.
Setelah otonomi dilakukan Kabupaten Kepri terpecah menjadi empat kabupaten dan dua kota. Perairan Bintan Timur tetap berada di wilayah Kabupaten Kepri sedangkan perairan Senayang Lingga berada dalam wilayah Kabupaten Lingga.
"Dan, setelah menjadi provinsi baru pada 2003 lalu belum ada Bappeda setempat mengusulkan kawasan ini sebagai kawasan konservasi," ungkap Zanier.
Itu sebabnya, lanjut dia, jika pun ada usulan ulang maka kawasan tersebut harus dikaji kembali dan ditelusuri lagi batas wilayah serta survei ulang tentang keberadaan berbagai jenis ikan flora fauna langka laut terutama terumbu karang di kawasan tersebut.
"Jika melihat potensi dan keindahan alam lautnya sudah semestinya dua kawasan ini kembali diusulkan sebagai kawasan konservasi," katanya.(*)
Copyright © ANTARA 2006