Provinsi yang menyumbang laju kasus konfirmasi terbanyak di tingkat nasional adalah DKI Jakarta sebanyak 1.228 kasus, Jawa Barat 484 kasus, Banten 284 kasus, Jawa Timur 267 kasus, dan Jawa Tengah 124 kasus
Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan laju kasus harian terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia bertambah 2.799 kasus, dengan penyumbang terbanyak secara nasional berasal dari DKI Jakarta.

Laporan Satgas Penanganan COVID-19 di Jakarta, Rabu (14/9) 2022 menyebutkan akumulasi kasus konfirmasi positif sejak pandemi terjadi di Indonesia pada Maret 2020 berjumlah 6.400.035 kasus.

Provinsi yang menyumbang laju kasus konfirmasi terbanyak di tingkat nasional adalah DKI Jakarta sebanyak 1.228 kasus, Jawa Barat 484 kasus, Banten 284 kasus, Jawa Timur 267 kasus, dan Jawa Tengah 124 kasus.

Pada kasus aktif, dilaporkan menurun 1.160 kasus sehingga total menjadi 30.411 kasus. Jumlah orang yang sembuh dari COVID-19 juga mengalami penambahan sebanyak 3.938 orang sehingga total kesembuhan secara nasional menjadi 6.211.796 orang.

Angka kesembuhan terbanyak secara nasional disumbang oleh Jawa Barat sebanyak 1.279 orang, DKI 982 orang, Banten 912 orang, Jawa Timur 226 orang, Jawa Tengah 94 orang.

Satgas Penanganan COVID-19 juga melaporkan penambahan angka kematian akibat COVID-19 hari ini sebanyak 21 jiwa yang berasal dari Jawa Timur sebanyak enam jiwa, Jawa Tengah dan DKI Jakarta masing-masing empat jiwa, Jambi dua jiwa, Sumatra Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bali, dan Kalimantan Utara masing-masing satu jiwa.

Selain itu terdapat 4.775 orang yang masuk dalam kategori suspek. Hasil tersebut didapat setelah dilakukan pengujian terhadap 74.527 spesimen di jaringan laboratorium di seluruh Indonesia.

Tingkat positif (positivity rate) spesimen harian adalah 7,01 persen dan untuk tingkat positif orang harian adalah 7,68 persen dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 5 persen.

Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia Dicky Budiman mengimbau masyarakat mewaspadai subvarian Omicron BA.2.75 yang saat ini berpotensi memperpanjang durasi gelombang keempat COVID-19 .

“Kita harus mewaspadai BA.2.75, sekarang plus BA.2.75.2, yang bisa berpotensi memperpanjang durasi dari gelombang empat,” katanya di Jakarta, Rabu.

Terlebih, saat ini subvarian Omicron BA.2.75.2 menjadi perhatian dunia lantaran pertumbuhannya yang meningkat lebih cepat di India. Tak hanya itu, subvarian Omicron BA.2.75.2 juga diduga dapat menurunkan efikasi vaksin COVID-19.

Saat ini subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 telah mendominasi di dunia. Bahkan, sekitar 80 persen dari kasus COVID-19 itu tidak bergejala dan menyerang kelompok muda, sehingga, sekitar 60 persen dari kasus penularan di dunia terjadi dari kasus yang tidak bergejala.

"Ini yang harus diwaspadai,” demikian Dicky Budiman.

Baca juga: Satgas laporkan kasus positif COVID-19 naik 1.848 pada Senin

Baca juga: Satgas: Endemi di Indonesia disusun bertahap mulai awal 2023

Baca juga: Kasus terkonfirmasi positif harian bertambah 3.513

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022