Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada September 2022 mencapai 1,09 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm), dengan penyumbang utama kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat, menyebutkan perkiraan tersebut berasal dari Survei Pemantauan Harga (SPH) pada minggu ketiga September 2022.

Komoditas utama penyumbang inflasi September 2022 sampai dengan minggu kedua yaitu bensin sebesar 0,91 persen (mtm) dan angkutan dalam kota sebesar 0,04 persen (mtm).

Kemudian ada pula angkutan antar-kota, telur ayam ras, dan beras yang masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen (mtm), serta rokok kretek filter dan Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT) masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

Baca juga: BPS catat deflasi 0,21 persen pada Agustus 2022

Sementara itu komoditas yang mengalami deflasi pada periode minggu ketiga September yaitu bawang merah dengan andil deflasi sebesar 0,05 persen (mtm), minyak goreng dan cabai merah masing-masing sebesar 0,03 persen (mtm).

Komoditas lain yang menyumbang deflasi adalah cabai rawit, daging ayam ras, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), serta tarif angkutan udara sebesar 0,01 persen (mtm).

BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Sebelumnya pemerintah menaikkan harga Pertalite dari Rp7.650 menjadi Rp10.000 per liter, Solar subsidi dari Rp5.150  jadi Rp6.800 per liter, Pertamax non-subsidi naik dari Rp12.500 jadi Rp14.500 per liter yang berlaku mulai 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.

Baca juga: Menkeu ungkap alasan harga BBM naik meski minyak dunia turun
Baca juga: Ekonom yakin Indonesia mampu hadapi dampak kenaikan harga BBM


Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022