PMN menjadi bentuk kehadiran negara, di mana PLN mewujudkannya dengan membangun infrastruktur energi di seantero nusantara,
Rote, NTT (ANTARA) - PT PLN Persero mengajukan penambahan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp504 miliar untuk mengejar target pemenuhan elektrifikasi di Nusa Tenggara Timur.

“Rp504 miliar khusus untuk NTT, itu sebetulnya untuk mengejar (target) 2023. Sebesar Rp504 miliar nah ini usulan kami,” kata Direktur Distribusi PT PLN Persero Adi Priyanto usai melakukan site visit PMN di Desa Mboeain, Rote, NTT, Jumat.

Adi menyampaikan PMN menjadi bentuk kehadiran negara, di mana PLN mewujudkannya dengan membangun infrastruktur energi di seantero nusantara, terutama daerah tertinggal, terpencil dan merupakan pengejawantahan kedaulatan RI di perbatasan antar negara dan Pulau Rote juga berbatasan laut dengan Australia sebagai pulau paling selatan di wilayah Indonesia.

“Gencarnya pembangunan infrastruktur kelistrikan juga membuat rasio elektrifikasi di NTT terus meningkat dari 59,85 persen pada 2017 menjadi 92,33 persen hingga Juni 2022,” ujarnya.
Baca juga: PLN: 124 ribu petani bergabung dalam program electrifying agriculture

Berkat adanya PMN, lanjut Adi, PLN dapat menghadirkan terang ke 115.868 keluarga di 508 desa di NTT sepanjang 2019-2021. Dana PMN tersebut digunakan PLN untuk membangun jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 2.186 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 2.680 kms dan gardu 29.675 kVA serta pembangunan 24 pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Khusus untuk Desa Mbueain Kecamatan Rote Ndao sebagai salah satu desa terpencil di NTT, PLN melalui PMN telah membangun jaringan tegangan menengah sepanjang 9,04 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah 14,48 kms dan 3 gardu dengan kapasitas total 150 kilovolt Ampere (kVA) untuk melayani listrik 282 pelanggan.
Baca juga: PLN terangi 75.278 desa dorong pergerakan ekonomi masyarakat

Bupati Rote Ndao Paulina Haning Bullu mengungkapkan bahwa dengan adanya aliran listrik PLN, ekonomi masyarakat menjadi menggeliat dan kualitas pendidikan meningkat karena siswa bisa belajar dari mana saja tanpa harus mengkhawatirkan mengenai penerangan serta penggunaan energi pendukung pembelajaran yang lebih maksimal.

“Masyarakat sudah bisa membuat es supaya bisa membantu mengawetkan ikan-ikan yang di bawa dari luar dan bisa mereka jual,” ucap dia.

Paulina pun mengutarakan harapannya agar PLN bisa segera memenuhi target elektrifikasi hingga ke desa terpencil di NTT karena hingga saat ini masih ada sekitar 1.000 KK yang masih menunggu untuk dipasang aliran listrik.

Baca juga: PLN butuh Rp17,96 triliun demi wujudkan rasio elektrifikasi 100 persen

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022