nanti di setiap provinsi ada rumah sakit dengan tingkat kemampuan utama
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berkomitmen untuk melakukan pemerataan layanan rujukan dalam rangka mendekatkan akses kepada pasien untuk empat penyakit katastropik yaitu stroke, kanker, jantung, dan ginjal.

“Kami berharap di seluruh Indonesia nanti di setiap provinsi ada rumah sakit dengan tingkat kemampuan utama,” kata Pelaksana tugas (Plt) Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes Yanti Herman saat dijumpai wartawan di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan kebijakan tersebut tengah diupayakan Kemenkes untuk mendekatkan akses layanan ke masyarakat. Pemerataan dilakukan dengan memberikan pengampuan kepada jejaring rumah sakit yang tersebar di Indonesia.

“Contohnya untuk uronephrology, kami tunjuk Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebagai pusat pengampuan untuk uronephrology. Nanti RSCM berkoordinasi dengan RS jejaringnya. Diharapkan nanti di setiap provinsi ada rumah sakit dengan kemampuan uronephrology utama dan juga di 514 kabupaten/kota ada rumah sakit dengan pengampuan madya,” katanya.

Baca juga: Pemerintah dorong BPJS Kesehatan biayai skrining kanker paru-paru
Baca juga: Kemenkes tingkatkan layanan JKN untuk tindakan penyakit katastropik

Pelaksana Harian Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Desentralisasi Kesehatan Kemenkes drg. Doni Arianto, MKM mengatakan target optimalisasi jejaring rumah sakit nasional tersebut akan berjalan hingga 2027.

Kemenkes memiliki visi untuk mempunyai minimal satu rumah sakit (RS) tingkat paripurna/utama di 34 provinsi serta minimal RS tingkat madya di 507 kabupaten/kota di Indonesia. Pemerataan layanan rujukan kabupaten/kota ditargetkan mencapai 50 persen pada 2025 dan 100 persen sebelum 2028.

“Memang salah satu kendala adalah bagaimana kita bisa mendapatkan akses yang merata. Sama-sama membayar BPJS Kesehatan yang sama nominalnya, iurannya sama, tetapi kenapa yang di daerah tidak mendapat akses atau pelayanan yang sama dengan yang di Jakarta misalnya,” katanya.

Baca juga: Wapres: Pembiayaan penyakit tidak menular paling membebani JKN
Baca juga: Penyakit katastropik tetap dijamin BPJS Kesehatan

Doni mengatakan pihaknya percaya bahwa dengan transformasi sistem kesehatan yang tengah diupayakan Kemenkes tersebut akan membantu para pasien yang menderita penyakit katastropik.

Ia menyebutkan diperkirakan sekitar 500 ribu pasien stroke, 450 ribu pasien kanker, 300 ribu pasien berisiko serangan jantung, serta sekitar 130 ribu pasien penyakit ginjal tahap akhir yang bisa dilayani.

Doni menegaskan pihaknya tidak mengharapkan jumlah pasien penyakit katastropik tersebut akan bertambah semakin banyak sebab itu Kemenkes juga selalu mengupayakan tindakan pencegahan berupa promotif preventif.

“Tetapi prinsipnya adalah bahwa transformasi yang akan kami lakukan ini akan membawa dampak yang luar biasa untuk membantu mereka-mereka yang menderita penyakit-penyakit katastropik tersebut,” katanya.

Baca juga: RSUD dr Pirngadi siap jadi rumah sakit rujukan stroke
Baca juga: IMERI sebut penyakit katastropik habiskan dana jaminan kesehatan

 

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022