Dengan literasi digital, anak-anak bisa memilih secara langsung yang diinginkan
Batam (ANTARA) - Akademisi Politeknik Negeri Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Uuf Brajawidagda menyebutkan sekolah perlu melakukan inovasi dalam menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar.

Menurut Uuf dengan meningkatnya literasi digital di kalangan siswa menjadi tantangan bagi guru-guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.

"Dulu sistem pendidikan berpusat pada guru, sekarang tidak lagi tapi harus berpusat pada anak. Kalau misalnya berpusat pada guru saja, kita hanya menjadi pengantar konten," kata Uuf saat ditemui di Batam, Senin.

Maka dengan hal itu sekolah perlu melakukan inovasi seperti menyediakan wadah aktualisasi, menyediakan pendampingan, bimbingan karir, serta sekolah mesti bisa melakukan pergeseran (shifting), tambahnya.

Ia menjelaskan dengan mewabah-nya pandemi COVID-19 pada tahun 2020 lalu menjadikan siswa sekolah terbiasa menggunakan gawai (gadget) dalam mencari informasi pembelajaran.

"Sehingga dengan literasi digital, anak-anak bisa memilih secara langsung yang diinginkan. Mereka akan pergi membuka laman 'A' untuk mencari informasi atau pelajaran yang diinginkan, sehingga buku bukan lagi menjadi satu-satunya sumber ilmu atau informasi," ujar dia.

Dengan demikian Uuf menyebutkan hal tersebut membuat perubahan terhadap peran guru menjadi tempat konsultasi bagi siswa untuk memperoleh ilmu yang disukai.

"Dan ini pasti akan dipengaruhi oleh tingkat literasi digital anak. Dimana akan lebih mudah mengakses informasi tentang kemauan-nya, dia juga bisa mengakses materi yang dia butuhkan atau yang ingin didapatkan terutama untuk mengakses konten pelajaran," kata Uuf.

Baca juga: Akademisi: Butuh keberanian merevisi kurikulum untuk jalankan MBKM

Baca juga: Kurikulum baru tekankan belajar sampai bisa bukan sekadar tahu

Baca juga: Pengamat nilai animo implementasi Kurikulum Merdeka relatif tinggi

Pewarta: Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022