Cianjur (ANTARA) - Kapolres Cianjur, Jawa Barat, AKBP Doni Hermawan, meminta bobotoh Persib di Cianjur, mematuhi semua aturan dalam menonton pertandingan sepak bola agar tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, tidak kembali terulang.

"Kami turut berduka dan belasungkawa sedalam-dalamnya terkait insiden di Kanjuruhan yang menelan korban jiwa. Ini harus menjadi evaluasi bagi semua pihak termasuk bobotoh Persib yang ada di Cianjur agar peristiwa serupa tidak terulang," katanya di Cianjur Senin.

Baca juga: Anggota DPR apresiasi Presiden tangani kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Doni menjelaskan, fanatisme terhadap klub sepak bola yang menjadi idola tidak berlebihan sehingga mereka rela melanggar aturan. Setiap digelar-nya pertandingan penonton dilarang untuk turun ke lapangan dan melakukan berbagai upaya yang dinilai dapat mengganggu jalannya pertandingan.

Sambil menyosialisasikan hal tersebut, tambah Doni, pihaknya menggelar salat gaib dan doa bersama untuk korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, kegiatan tersebut diikuti seratusan lebih bobotoh Persib yang tergabung dalam Viking Underground Cianjur bertempat di masjid At-Taqwa Mapolres Cianjur.

Ketua Viking Underground Cianjur Beni Sumarna, mengatakan tragedi Kanjuruhan menjadi contoh bagi bobotoh se-Jawa Barat, agar lebih patuh dan mengikuti aturan saat menyaksikan pertandingan secara langsung di semua stadion demi keamanan, kenyamanan dan keselamatan.

"Khusus untuk bobotoh Cianjur, kami selalu ingatkan agar taat dan mematuhi semua aturan yang berlaku ketika menyaksikan laga langsung di stadion. Kami bersama Polres Cianjur, menggelar sholat gaib dan doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan, semoga tidak lagi terulang," katanya.

Dia meminta agar evaluasi segera dilakukan terhadap penyelenggara pertandingan karena selama ini Persib sudah menerapkan sejumlah aturan untuk meminimalisir hal yang tidak diinginkan termasuk dalam pengaturan tiket dilakukan secara online dan berbasis data.

Sehingga penonton yang hadir merupakan pemilik tiket, sehingga tidak disusupi penonton gelap atau provokator karena tutur dia, tidak ada pertandingan bola seharga nyawa." Kami berharap pola yang diterapkan Persib dapat diterapkan penyelenggara lain agar setiap pertandingan tidak disusupi provokator," katanya.

Baca juga: MPR: Pemulihan dampak kerusuhan di Stadion Kanjuruhan harus menyeluruh
Baca juga: Mensos Risma nyatakan tragedi Kanjuruhan bencana sosial
Baca juga: Gibran minta pendukung Persis belajar dari insiden Kanjuruhan

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022