Inpari adalah singkatan dari Inbrida Padi Sawah Irigasi, merupakan padi inbrida yang ditanam di lahan sawah
Pekanbaru (ANTARA) - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau berupaya mendorong petani penangkar "Kelompok Tani Ngudi Subur" di Desa Rambah Baru,  Kabupaten Rokan Hulu memproduksi benih bermutu.

Benih tersebut merupakan benih padi Inbrida Padi Sawah Irigasi (Inpari) 32 kelas benih Stok Seed (SS)/stok benih.

"Inpari adalah singkatan dari Inbrida Padi Sawah Irigasi, merupakan padi inbrida yang ditanam di lahan sawah. Inbrida mempunyai arti varietas yang dikembangkan dari satu tanaman melalui penyerbukan sendiri sehingga memiliki tingkat kemurnian atau homozigositas yang tinggi," kata Kepala BPTP Riau, Dr. Shannora Yuliasari, S.TP MP, dalam keterangannya di Pekanbaru, Jumat.

Shannora Yuliasari, mengatakan, petani penangkar di Desa Rambah Baru, Kecamatan Rambah Samo, Kabupaten Rokan Hulu telah mengembangkan pola tanam benih padi Inpari tersebut dengan target produksi 12,5 ton GKG.


Baca juga: Pemerintah Aceh diminta menampung benih hasil petani

Akan tetapi, katanya menyebutkan, pada hasil penangkaran seluas 4 hektare yang melibatkan Kelompok Tani Ngudi Subur ini memberikan hasil panen dengan produktivitas sebesar 8,27 ton GKP.

Ia mengatakan, banyak varietas unggul padi yang produksinya tinggi telah dihasilkan oleh Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Kementerian Pertanian, salah satu diantaranya adalah varietas Inpari 32 HDB yang produksinya bisa mencapai 12 ton/ha.

"Varietas Inpari 32 HDB sangat disukai oleh petani di Kabupaten Rokan Hulu dan banyak ditanam oleh petani, jika rata-rata produksi bisa menghasilkan 7-8 t/ha, program ini dapat menjadi terobosan untuk menjamin ketersediaan pangan/beras," katanya.

Ia menjelaskan varietas Inpari 32 HDB yang merupakan perbaikan dari varietas Ciherang. Varietas Ciherang sangat disukai oleh sebagian besar petani padi, namun ketahanan terhadap beberapa jenis hama penyakit saat ini mulai patah seiring dengan adanya perubahan lingkungan.

Untuk menggantikan varietas yang sangat diminati oleh petani tersebut, maka dilepas varietas Inpari 32 HDB yang merupakan perbaikan dari varietas Ciherang.

Berdasarkan deskripsinya varietas padi Inpari 32 HDB merupakan hasil persilangan antara Ciherang dan IRBB64 dan umur tanamannya 120 hari setelah sebar. Potensi hasil Inpari 32 HDB bisa mencapai 8,42 t/ha Gabah Kering giling (GKG) dan rata-rata 6,30 t/ha GKG.

Selain itu, Inpari 32 HDB juga memiliki keunggulan tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri biotipe 3, tahan terhadap virus tungro ras langrang dan juga tahan terhadap penyakit blas 033 serta 073.

Kegiatan produksi benih padi bersertifikat ini, katanya, selalu didampingi oleh Pengawas Benih Tanaman (PBT) dan Koordinator Penyuluh BPP Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu.

Salah satu komponen produksi padi yang dibutuhkan petani adalah benih bermutu. Ketersediaan benih bermutu dinilai strategis karena akan sangat menentukan keberhasilan budidaya tanaman.

"Peran benih sangat menentukan kapasitas produksi yang akan dihasilkan dan pengembangan usaha agribisnis, maka perlu menggunakan varietas unggul yang sesuai dengan referensi konsumen dan sistem produksi benih secara berkelanjutan," demikian Shannora. 


Baca juga: Pemkab Lebak kembangkan benih padi produktivitas tinggi
Baca juga: Sulsel telah salurkan benih padi gratis 1,2 juta kilogram

 

Pewarta: Frislidia
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022