Frankfurt (ANTARA) - Saham-saham Jerman berakhir di zona merah pada perdagangan Jumat waktu setempat (7/10/2022), memperpanjang penurunan untuk hari ketiga berturut-turut, dengan indeks acuan DAX 40 di Bursa Efek Frankfurt jatuh 1,59 persen atau 197,78 poin menjadi menetap di 12.273,00 poin.

Indeks DAX 40 tergerus 0,37 persen atau 46,40 poin menjadi 12.470,78 poin pada Kamis (6/10/2022), setelah merosot 1,21 persen atau 153,30 poin menjadi 12.517,18 poin pada Rabu (5/10/2022), dan melonjak 3,78 persen atau 461,00 poin menjadi 12.670,48 poin pada Selasa (4/10/2022).

Dari 40 saham perusahaan besar pilihan yang menjadi komponen Indeks DAX 40, hanya dua saham yang berhasil mencatat keuntungan, sementara 38 saham lainnya mengalami kerugian.

Bursa Efek Frankfurt terhitung sejak 20 September 2021 secara resmi memperluas komponen indeks DAX 30 menjadi 40 saham atau menjadi Indeks DAX 40.

Baca juga: Saham Jerman rugi hari kedua, indeks DAX 40 tergerus 0,37 persen

Adidas AG, sebuah perusahaan yang memproduksi sepatu olahraga, pakaian olahraga dan peralatan olahraga multinasional Jerman mencatat kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya anjlok 5,17 persen.

Disusul oleh saham perusahaan multinasional Jerman yang merancang dan memproduksi alas kaki, pakaian, dan aksesori atletik dan kasual Puma SE tergelincir 5,11 persen, serta perusahaan energi terbarukan yang menawarkan pembangkit listrik, transmisi dan konsultasi teknis Siemens Energy AG kehilangan 4,89 persen.

Di sisi lain, Continental AG, sebuah perusahaan manufaktur ban, suku cadang otomotif dan produk-produk industri multinasional Jerman terdongkrak 2,02 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Diikuti oleh saham perusahaan energi internasional yang menghasilkan dan memperdagangkan listrik RWE Aktiengesellschaft menguat 0,05 persen.

Baca juga: IHSG akhir pekan ditutup turun, pasar tunggu rilis data pekerja AS
Baca juga: Pasar saham Asia berakhir jatuh, tertekan kekhawatiran resesi global


Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022