Jakarta (ANTARA) - Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) mendorong upaya penguatan fungsi Suaka Margasatwa Muara Angke di Jakarta Utara sebagai pusat edukasi dan restorasi ekosistem mangrove di Jakarta.
 
Direktur Program Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA) YKAN Imran Amin mengatakan ekosistem mangrove yang sehat mendukung produktivitas perikanan, memberikan sumber pendapatan, perlindungan, serta berkontribusi terhadap ketahanan pangan dan sosial.
 
"Peranan Indonesia dalam upaya mitigasi perubahan iklim secara global amat besar, sehingga melindungi dan merestorasi ekosistem mangrove merupakan langkah penting yang harus segera dilakukan," kata Imran dalam acara Ngobrol Santai Konservasi (Ngonser) di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu.
 
Suaka Margasatwa Muara Angke merupakan salah satu ekosistem mangrove yang masih tersisa di Jakarta. Kawasan itu merupakan habitat beragam jenis flora dan fauna.

Baca juga: Makaka sambangi perumahan mewah Pluit karena tergiur makanan manusia

Baca juga: Berjibaku merestorasi mangrove di Suaka Margasatwa Muara Angke
 
Imran menuturkan kawasan Suaka Margasatwa Muara Angke juga berperan penting sebagai penyumbang oksigen, menyerap karbon dioksida, pengatur hidrologi, penyerap polutan, keindahan bentang alam, dan penyediaan keanekaragaman hayati.
 
Suaka Margasatwa Muara Angke pertama kali ditetapkan sebagai cagar alam melalui keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 18 Juni 1939 dengan luas mencapai 15,40 hektare. Namun, seiring berjalannya waktu Cagar Alam Muara Angke dikukuhkan sebagai suaka margasatwa berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 097/KPTS-II/98 dengan luas areal 25,02 hektare.
 
Pemerintah DKI Jakarta menjadikan kawasan itu sebagai pusat pendidikan konservasi lahan basah.
 
Saat ini, Suaka Margasatwa Muara Angke merupakan salah satu benteng pertahanan terakhir bagi sistem penyangga kehidupan di Jakarta dan menyimpan banyak keanekaragaman flora, yaitu dominasi bakau jenis Rhizophora, ketapang, akasia, kelapa.
 
Adapun potensi fauna melalui yang ada hanya monyet ekor panjang. Sedangkan potensi jenis aves di kawasan yang berdekatan dengan hutan lindung itu terdapat sekitar 17 individu jenis yang dilindungi, 10 jenis burung migran, dan 50 jenis burung menetap.
 
Tak hanya itu, Suaka Margasatwa Muara Angke juga ada beragam jenis reptil mulai dari kura-kura, biawak, ular welang, hingga ular daun. Sementara itu jenis biota perairan yang dijumpai ada jenis ikan sapu-sapu, gabus, dan lain-lain yang jumlahnya sudah sangat sedikit.
 
Kepala BKSDA Jakarta Abdul Kodir mengatakan pemerintah terus berupaya menumbuhkan gerakan penyelamatan tumbuhan dan satwa lokal dari ancaman kepunahan dalam momentum Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional.
 
Menurutnya, keanekaragaman puspa dan satwa dapat meningkatkan kualitas dan menjadi sumber pangan serta obat-obatan, termasuk menghasilkan jasa lingkungan.*

Baca juga: Suaka Margasatwa Muara Angke dikembangkan jadi pusat edukasi

Baca juga: Duka Suaka Marga Satwa Muara Angke

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022