Tokyo (ANTARA) - Jumlah kematian berlebih atau ekses mortalitas di Jepang diperkirakan mencapai antara 17.000 hingga 46.000 dalam paruh pertama tahun 2022, demikian menurut penelitian lokal.

Angka kematian itu merupakan yang tertinggi sejak pandemi COVID-19 mulai merebak pada awal 2020 lalu.

Estimasi tersebut disusun oleh sejumlah organisasi, termasuk lembaga di bawah Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang Institut Nasional Penyakit Menular.

Menurut data statistik dari pihak kementerian dan Kyodo News, total kematian di Jepang selama periode enam bulan pertama tahun 2022 mencapai 777.000 dan lebih dari 12.800 orang meninggal karena terinfeksi COVID-19, demikian seperti dilansir Kyodo News.

Para ahli meyakini bahwa selain kematian langsung akibat COVID-19, peningkatan angka kematian berlebih di Jepang juga dapat dikaitkan dengan kematian yang secara tidak langsung akibat pandemi, seperti kematian akibat penyakit lain karena tidak dapat mengakses layanan medis dan penyakit kronis yang memburuk karena perubahan gaya hidup, serts bunuh diri karena kesulitan ekonomi, lapor media tersebut.
 
   

Sementara itu, jumlah kematian akibat penyakit dan kecelakaan selain COVID-19 menurun karena tindakan pencegahan dan pengendalian menyeluruh ketika wabah COVID-19 pertama kali merebak pada 2020; sedangkan jumlah kematian secara keseluruhan juga menurun, menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang.

Namun, pada 2021, lebih dari 1,43 juta orang meninggal karena beberapa faktor termasuk penyebaran varian Delta COVID-19. Angka tersebut merupakan jumlah tertinggi yang tercatat pada periode pascaperang.

Para ahli memperkirakan jumlah kematian di Jepang tahun 2022 kemungkinan akan melebihi angka tahun 2021 karena dampak dari varian Omicron.

Kematian berlebih merupakan indeks yang lazim digunakan untuk mempelajari dampak epidemi yang disebabkan oleh penyakit menular.

Ekses mortalitas juga menunjukkan seberapa besar jumlah kematian aktual selama periode tertentu lebih tinggi dari proyeksi angka kematian berdasarkan tingkat pada umumnya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022