Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat telah menemui dan terus mendampingi anak yang menjadi korban kekerasan seksual di Kalideres beberapa hari lalu.

"Sudah ditangani dan korban sudah ditemukan, kemudian keluarga korban juga sudah melaporkan ke Polsek Kalideres," kata Kepala Suku Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Jakarta Barat, Sikah Winarni saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Kasus ini, menurut dia, sudah ditangani oleh petugas konselor dan para legal dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak atau P2TP2A.

Sikah mengatakan, pihaknya telah memberikan pendampingan terhadap korban sejak Rabu (12/10) lalu. Pihaknya juga telah mengarahkan korban untuk menjalani visum di RSUD Tarakan.

Selain itu, Sikah juga telah berkomunikasi secara intensif dengan keluarga korban. Menurut keterangan yang diterima dari pihak korban, korban dan pelaku kekerasan seksual ini tinggal berdekatan.

Baca juga: Polisi periksa lokasi kasus kekerasan seksual di empang Kalideres
Baca juga: Warga sebut lokasi kekerasan seksual Kalideres tempat bermain anak

Bahkan pelaku masih tergolong anak kecil. "Korbannya usia 12 tahun kemudian yang terlapor yang melakukan juga temennya tapi tergolong masih anak anak juga," kata dia.

Sikah tidak menjelaskan kronologi terjadinya kekerasan seksual tersebut lantaran hal itu sudah masuk ke ranah Kepolisian.

Pihaknya hanya memastikan korban mendapatkan perlindungan sehingga tidak trauma dan tertekan. "Kita pastikan petugas P2TP2A terus mendampingi korban agar kondisi psikologis kembali pulih," kata dia.

Sebelumnya, rekaman dugaan kekerasan seksual tersebut sempat viral di media sosial pasca video berdurasi 36 detik itu diunggah oleh seseorang di akun Instagram @wargajakarta.id

Dalam video tersebut, terlihat satu anak laki-laki dan pria dewasa sedang melakukan aktivitas seksual di tengah empang dan diduga terjadi pada Minggu (9/10). Aktivitas itu direkam oleh seseorang dari lantai atas sebuah rumah sakit.
 

Pewarta: Walda Marison
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022