Homs, Suriah (ANTARA) - Sebuah panel mosaik era Romawi yang terpelihara dengan baik ditemukan di sebuah permukiman pinggiran kota di Provinsi Homs, Suriah tengah, kata otoritas kepurbakalaan setempat, Rabu (12/10).

Peninggalan yang berasal dari abad ke-4 itu terdiri dari ribuan potongan mosaik berwarna.

Mosaik berwarna itu terbuat dari butiran kecil dan kaca dalam pola yang lebih unik dibandingkan sejumlah penggalian lainnya, kata para arkeolog Suriah kepada Xinhua di Kota al-Rastan, tempat panel mosaik itu ditemukan.
 
   Panel lantai sepanjang 20 meter dan lebar 6 meter tersebut merupakan bagian dari sebuah aula bangunan, yang kemungkinan adalah kastel, menurut para arkeolog dari Homs dan Damaskus, seraya menambahkan bahwa beberapa fragmen lainnya dari keseluruhan mosaik itu belum digali.   Dengan tingkat presisi yang tinggi, mosaik tersebut menggambarkan adegan langka karakter Amazon, dewa air, dan nimfa dalam mitologi Yunani, sambil menunjukkan nama-nama raja yang berpartisipasi dalam Perang Troya yang legendaris di Anatolia barat, tutur Saad.


Namun demikian, lebih dari 90 persen detail pola lukisan pada panel tersebut masih utuh, ungkap Hummam Saad, direktur penggalian dan studi arkeologi Direktorat Jenderal Kepurbakalaan dan Museum Suriah.

Saad menyebut pola itu sebagai lukisan "paling lengkap dan langka" yang pernah digali di Suriah.
 
   Dengan tingkat presisi yang tinggi, mosaik tersebut menggambarkan adegan langka karakter Amazon, dewa air, dan nimfa dalam mitologi Yunani, sambil menunjukkan nama-nama raja yang berpartisipasi dalam Perang Troya yang legendaris di Anatolia barat, tutur Saad


Hussam Hamish, direktur departemen arkeologi Homs, mengatakan kepada Xinhua bahwa peninggalan itu ditemukan dalam kondisi yang sangat baik.

Peninggalan itu, ujarnya, juga memiliki "signifikansi global" dalam hal adegan kuno yang ditampilkan dan keterampilan dalam pembuatannya.

Delapan panel mosaik lainnya telah terdeteksi di al-Rastan, dan pekerjaan penggalian masih berlanjut, menurut para arkeolog Suriah. 
 
 

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022