Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Jumat (14/10) mengecam insiden penembakan massal di Raleigh, North Carolina.

"Cukup sudah. Kita berduka dan berdoa dengan terlalu banyak keluarga yang harus menanggung beban mengerikan insiden penembakan massal ini," kata Biden dalam sebuah pernyataan.

"Terlalu banyak keluarga di mana pasangan, orang tua, dan anak-anak terenggut dari mereka selamanya," imbuh Biden. "Sudah terlalu banyak insiden penembakan massal di seluruh Amerika, termasuk insiden yang bahkan tidak dilaporkan dalam berita nasional."

Kepolisian Raleigh mengidentifikasi lima korban dalam insiden penembakan yang terjadi di sebuah lingkungan perumahan pada Kamis (13/10) malam waktu setempat, termasuk seorang polisi yang sedang tidak bertugas. Dua lainnya mengalami luka-luka, termasuk pula seorang petugas polisi.

Tersangka penembakan, yang diidentifikasi sebagai pria kulit putih berusia 15 tahun, telah ditahan pada Kamis malam waktu setempat dan dilaporkan berada dalam kondisi kritis.

Rincian lebih lanjut terkait identitas sang penembak belum diungkap mengingat usianya yang masih di bawah umur.

Wali Kota Raleigh Mary-Ann Baldwin pada Jumat sore waktu setempat mencuit di Twitter dengan mengatakan "ada beberapa keluarga di lingkungan kita yang bangun tidur pagi ini tanpa orang-orang yang mereka cintai."

"Kita berduka bersama mereka hari ini," tulis Baldwin. "Seharusnya tidak ada keluarga yang mengalami rasa sakit seperti ini."

Gubernur North Carolina Roy Cooper memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang sebagai "bentuk duka atas korban tewas dalam aksi kekerasan yang mengerikan dan menimbulkan amarah."

Sejauh ini, kekerasan bersenjata menewaskan hampir 35.000 orang di seantero AS pada 2022, menurut data terbaru dari Gun Violence Archive.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022