Islamabad (ANTARA) - Pakistan saat ini berada di momen kritis seiring proses pemulihan yang dijalani negara tersebut seusai dilanda bencana banjir dahsyat akibat perubahan iklim, kata Perdana Menteri (PM) Pakistan Shahbaz Sharif saat memperingati Hari Pangan Sedunia.

Hari Pangan Sedunia diperingati untuk membangun kesadaran tentang kelaparan global, kekurangan gizi, dan perlunya upaya kolektif untuk memastikan ketahanan pangan dan gizi bagi semua, demikian dikutip dari sang perdana menteri dalam sebuah pernyataan pada Minggu (16/10).

"Tema tahun ini, yaitu 'Tak meninggalkan siapapun', mengingatkan kita untuk bersama-sama berjuang mengakhiri kemiskinan dan kelaparan, serta menyadari bahwa makanan yang kita pilih dan cara kita mengonsumsinya memengaruhi kesehatan kita dan planet kita," ujarnya.
 
Seorang ibu tengah membuat makanan khas Pakistan untuk keluarganya. (Xinhua)


Sharif mengatakan banjir dahsyat selama musim hujan tahun ini telah menimbulkan berbagai kerusakan di Pakistan, menyebabkan lebih dari 33 juta orang terdampak, dan mengakibatkan kerugian pada ternak, tanaman tegakan (standing crop), dan infrastruktur penting.

Kerusakan pada sektor pertanian Pakistan juga akan dirasakan di seluruh dunia, ujarnya seraya menambahkan bahwa Pakistan merupakan salah satu produsen dan pengekspor kapas dan beras terbesar di dunia, yang hancur akibat banjir.

"Tidak diragukan lagi bahwa situasinya sangat menantang. Namun, Pakistan berkomitmen penuh untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertujuan untuk mengakhiri kemiskinan, meningkatkan kesehatan dan pendidikan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi," kata PM Shahbaz Sharif .

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022