Sampit, (ANTARA) - Populasi penyu yang banyak ditemukan di muara Mentaya dan sekitar kawasan pantai Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sebelum tahun 1980-an, saat ini binatang ini sangat langka dan sulit ditemukan di kawasan ini. Camat Teluk Sampit Bachrudinsyah, Jum`at (14/4) memperkirakan, tercemarnya air sungai Mentaya akibat limbah pabrik pengolahan kayu menjadi penyebab binatang ini pindah mencari tempat yang masih alami jauh dari gangguan manusia, bahkan tercemarnya air sungai ini justru menyebabkan populasi penyu punah. Namun berkurangnya populasi penyu ini yang pasti bukan karena ditangkapi nelayan. "Dulu saat saya masih kecil telur penyu di pantai ini sangat mudah ditemukan dan diperkirakan populasi penyu saat itu mencapai ribuan ekor, namun saat ini sebulan sekalipun sulit menemukan telur binatang ini," katanya. Menurut dia, keberadaan penyu ini sebenarnya bisa menjadi salah satu daya tarik wisata pantai Ujung Pandaran sehinga makin memikat warga untuk berkunjung ke pantai yang memiliki pasir putih yang indah dengan panorama yang menakjubkan ini. Tosani salah seorang nelayan Ujung Pandaran mengatakan, belum lama ini ia menemukan telur penyu di kawasan pantai Ujung Pandaran. "Penemuan telur penyu ini menujukan bahwa populasi penyu di sekitar kawasan pantai ini masih ada namun jumlahnya sangat terbatas dan diperkirakan hanya puluhan ekor saja," katanya. Selain penyu, warga yang berkunjung ke sekitar kawasan pantai Ujung Pandaran juga bisa menyaksikan populasi monyet yang banyak tinggal di hutan cemara dan pohon-pohon yang tumbuh di sekitar pantai ini. Monyet yang mencari makan sejak pagi hingga sore hari ini seringkali terlihat bermain diruas jalan Ujung Pandaran - Kuala Pembuang dan mereka lari bersembunyi saat kenderaan melintas.(*)

Copyright © ANTARA 2006