Hal ini kami lakukan karena banyak perajin batik yang mengeluh soal pemasaran karena tidak semua menyukai kain batik, belum dalam bentuk jadi.
Semarang (ANTARA) -
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Jawa Tengah memfasilitasi para perajin batik dalam memasarkan produknya ke berbagai pihak, salah satunya di hotel agar semakin dikenal dan diminati konsumen.

"Hal ini kami lakukan karena banyak perajin batik yang mengeluh soal pemasaran karena tidak semua menyukai kain batik, belum dalam bentuk jadi," kata Kepala Dinkop-UKM Provinsi Jateng Ema Rachmawati di Semarang, Selasa.

Menurut dia, pemasaran yang terhambat itu menjadi kendala bagi para perajin batik di Jateng, apalagi kebanyakan perajin batik hanya membuat kain saja, bukan produk jadi seperti pakaian.

Baca juga: Kiprah Nurjanah berdayakan kaum disabilitas melalui batik ecoprint

Oleh karena itu, pihak hotel disarankan bekerja sama dengan perajin batik dalam pembuatan dekorasi ruangan bernuansa kain batik.

Pernak pernik yang ada di setiap sudut dan titik-titik yang menjadi pusat perhatian tamu menginap, kata dia, bisa dihiasi dengan kain batik.

Ia mencontohkan penggunaan kain serbet maupun taplak di meja makan di hotel bisa juga memanfaatkan kain batik.

"Yang bisa dikerjasamakan adalah dekorasi kamar bernuansa batik. Jangan kain yang polos, atau bisa juga hiasan-hiasan di dalam kamar atau di sudut-sudut hotel bisa batik. Atau bisa juga memberikan ruang bagi perajin batik memajang produknya untuk ditawarkan kepada tamu menginap," ujarnya.

Baca juga: Kemenko tekankan pentingnya pelestarian batik sebagai warisan budaya

General Manager Hotel Novotel Semarang Gunawan Widodo mengungkapkan pihaknya menyediakan ruang pamer bagi para pelaku UMKM secara gratis.

"Setiap bulan sudah ada jadwal khusus bagi pelaku UMKM. Tidak hanya UMKM kerajinan tangan saja, tapi juga perajin batik diberikan ruang khusus untuk memamerkan produk-produknya gratis," katanya.

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022