Di sini kami menyindir beberapa pihak yang menurut kami mereka pura-pura tidak melihat apa yang terjadi. Cuci tangan ini, sebagai bentuk mereka pura-pura tak tersangkut dalam persoalan ini
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Jurnalis Malang Raya (JMR) menggelar aksi solidaritas terkait tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, sebagai bentuk duka mendalam terhadap peristiwa yang menewaskan 134 orang tersebut.

Perwakilan JMR, Tutus Sugiarto di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat mengatakan bahwa aksi solidaritas pertandingan sepak bola yang dilakukan sejumlah jurnalis di wilayah Malang Raya tersebut, juga dilengkapi dengan aksi tutup mata dan cuci tangan.

"Di sini kami menyindir beberapa pihak yang menurut kami mereka pura-pura tidak melihat apa yang terjadi. Cuci tangan ini, sebagai bentuk mereka pura-pura tak tersangkut dalam persoalan ini," katanya.

Tutus menjelaskan, dalam kesempatan itu juga para jurnalis di wilayah Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu juga melakukan aksi amal untuk korban tragedi Kanjuruhan. Nantinya, donasi yang terkumpul tersebut akan diserahkan kepada korban tragedi Kanjuruhan.

Menurutnya, penyaluran hasil donasi tersebut akan ditujukan kepada korban luka-luka akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan usai laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya, yang hingga saat ini belum tersentuh bantuan.

"Kami akan koordinasikan idealnya diberi kepada korban atau melalui yang lain, seperti Arema FC. Ini komunitas, tidak bisa diputuskan satu pihak," tambahnya.

Baca juga: Mahfud: Penggunaan gas air mata sebabkan 133 orang meninggal

Baca juga: Ketua Umum PSSI diperiksa lima jam terkait tragedi Kanjuruhan


Baca juga: KPPPA: 43 anak meninggal dalam tragedi Kanjuruhan

Dalam kesempatan itu, kata dia, para Jurnalis Malang Raya terus fokus untuk upaya usut tuntas tragedi Kanjuruhan. Para jurnalis tersebut terus mengawal proses tim pencari fakta dan lembaga lain yang mencari keadilan.

"Di sini kami banyak media mulai online, cetak sampai TV. Selama liputan kami mendampingi tim pencari fakta dan kita kita publish hasil terbaru temuan dari mereka," kata Tutus Sugiarto .

Pada Sabtu (1/10) 2022, terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.

Akibat kejadian itu, sebanyak 134 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan termasuk luka berat.

Baca juga: Komnas HAM: Gas air mata adalah penyebab utama tragedi Kanjuruhan

Baca juga: Korban jiwa akibat tragedi Kanjuruhan bertambah

Baca juga: Kemenko Polhukam ingatkan polisi jalankan rekomendasi TGIPF

Baca juga: PSSI tolak rekomendasi TGIPF soal KLB


 

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022