Mereka yang menjalani perawatan di sini, sudah banyak yang membaik. Sudah banyak pengurangan warna merah di mata para pasien
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur menyatakan bahwa sejumlah korban tragedi Kanjuruhan yang mengalami iritasi pada mata, saat ini kondisinya dilaporkan sudah mulai membaik.

Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Saiful Anwar dr Syaifullah Asmiragani, di Kota Malang, Jawa Timur, Senin mengatakan bahwa para korban yang matanya memerah akibat iritasi dan menjalani perawatan di rumah sakit tersebut sudah mulai pulih.

"Mereka yang menjalani perawatan di sini, sudah banyak yang membaik. Sudah banyak pengurangan warna merah di mata para pasien," katanya.

Ia menjelaskan, dari seluruh pasien yang mengalami mata merah akibat terkena gas air mata tersebut, tidak ada yang mengalami gangguan penglihatan. Iritasi mata tersebut bersifat ringan hingga sedang.

Menurutnya, warna merah pada mata tersebut disebabkan iritasi dari bahan gas air mata yang bersifat kimiawi basa. Untuk penanganan iritasi tersebut, diberikan obat anti radang dan diharapkan dalam kurun waktu 3-4 minggu bisa kembali normal.

"Untuk penanganan diberikan obat anti radang. Pasien yang datang ke rumah sakit juga sudah menurun, karena memang keluhan sudah banyak yang berkurang," kata Syaifullah meski tidak merinci jumlah pasien yang mengalami iritasi mata tersebut.

Ia menambahkan pihak rumah sakit juga melakukan penelitian terhadap kondisi pasien yang masuk ke RSUD Saiful Anwar. Penelitian tersebut dilakukan untuk mencari penyebab utama kematian korban tragedi Kanjuruhan.

"Saat ini kami sedang melakukan case series, jadi semua data pasien yang masuk ke rumah sakit ini dan dirawat serta paramarter laboratiorium semua kita telaah. Tapi kita belum bisa publish karena ini cukup lama pelayanannya," katanya.

Ia menjelaskan pihaknya juga telah memberikan keterangan kepada Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) dan pihak kepolisian terkait penyebab kematian para korban. Salah satu penyebab kematian korban tragedi Kanjuruhan yang dirawat adalah adanya sejumlah trauma.

"Memang salah satu, yang utama penyebab kematian adalah multi trauma," kata Syaifullah Asmiragani,

Pada Sabtu (1/10), terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.

Akibat kejadian itu, sebanyak 135 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan termasuk luka berat.

Baca juga: Korban tragedi Kanjuruhan bertambah menjadi 135 orang

Baca juga: Rumah sakit jelaskan sebab kematian korban ke-135 tragedi Kanjuruhan

Baca juga: KPPPA: 43 anak meninggal dalam tragedi Kanjuruhan

Baca juga: Dokter: Para korban Kanjuruhan berdesakan di pintu keluar stadion


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022