Di sini ada konservasi lahan basah, konservasi bekantan, ada LSM dan ada keterlibatan masyarakat lokal
Banjarmasin, Kalimantan Selata (ANTARA) - Pulau Curiak di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, merupakan lokasi spesial dalam kawasan Taman Bumi Meratus yang tidak dimiliki oleh taman bumi manapun, kata Sekretaris Jenderal Global Geopark Network (GGN) Dr Guy Martini.

"Di sini ada konservasi lahan basah, konservasi bekantan, ada LSM dan ada keterlibatan masyarakat lokal," kata Guy dalam diskusi di Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan (Kalsel), Selasa.

Guy berkunjung ke Kalsel pada 24 Oktober hingga 2 November 2022 untuk menganalisis  kesiapan Taman Bumi Meratus menuju UNESCO Global Geopark (UGGp).

Dari hasil analisis tersebut, ia akan memberikan opini dan rekomendasi untuk pengembangan taman bumi selanjutnya.

Taman Bumi, kata Guy, tidak hanya soal geologi saja, tetapi menghubungkan semua unsur, termasuk alam, budaya dan warisan tak benda, hingga bahasa setempat dan cerita rakyat.

Baca juga: Tim UNESCO analisa kesiapan Geopark Meratus menuju UGGp

Baca juga: Tim asesor UNESCO kunjungi Geopark Meratus pekan depan


Pertanyaan mendasar bagi sebuah taman bumi adalah bagaimana keterlibatan masyarakat dalam pengembangannya sehingga mereka mempunyai rasa memiliki, kata dia.

Pulau Curiak di delta Sungai Barito merupakan lokasi konservasi bekantan, primata khas Kalimantan, yang dikelola oleh Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI).

Kawasan tersebut menjadi destinasi ekowisata yang banyak dikunjungi pelajar dan mahasiswa, termasuk mahasiswa asing.

Ketua SBI Amelia Rizki mengatakan pengelolaan ekowisata melibatkan masyarakat setempat untuk menyiapkan benih pohon rambai serta menyewakan perahu klotok.

Pengunjung, kata dia, juga diajak menanam rambai yang merupakan makanan pokok bekantan.

Baca juga: AMAN minta pemerintah melibatkan masyarakat kelola Geopark Meratus

Peningkatan jumlah pohon rambai bukan hanya menjaga populasi bekantan, namun juga meningkatkan populasi ikan di sungai, sehingga nelayan setempat bisa memperoleh manfaat ekonomi, kata dia.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Sekretaris BP Taman Bumi Meratus Ali Mustofa mengatakan Pulau Curiak bisa masuk dalam salah satu situs di Taman Bumi Meratus.

Pulau Curiak akan dimasukkan dalam dokumen yang dikirim ke UNESCO pada pertengahan November nanti, kata Ali.

Baca juga: BP Geopark Meratus gelar pameran foto di GFJA

Baca juga: KNIU: Geopark Meratus berpotensi dapat status UNESCO Global Geopark

Pewarta: Sri Haryati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022