tidak selalu pasien tumor pituitary perlu operasi
Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis bedah saraf khusus stroke dr. Abrar Arham Sp.BS mengatakan fungsi penglihatan bisa menurun karena tumor pituitary (hormon menyusui pada wanita).
 
"Pituitary itu adalah hormon pada perempuan yang berfungsi salah satunya untuk memproduksi air susu, gejala paling sering adalah penurunan fungsi penglihatan," ucapnya dalam diskusi "Setiap Menit Berharga, SEGERA KE RS" di RS Pusat Otak Nasional Jakarta, Jumat.
 
Tumor pituitary terjadi karena pembesaran kelenjar pada hormon menyusui pada wanita. Hormon tersebut menyerang saraf di dekat mata sehingga penglihatan akan terganggu bahkan sampai menyebabkan kebutaan.
 
"Jadi lama-lama menyempit bahkan sampai buta, posisinya persis di belakang hidung di bawah saraf mata," ucap Abrar.

Baca juga: Kanker tergolong tumor ganas cepat menyebar ke sel sehat tubuh
Baca juga: Tumor jinak primer tulang bisa ditangani lewat operasi "limb salvage"
 
Ia menjelaskan, tindakan yang bisa dilakukan untuk menghilangkan tumor ini adalah dengan pengangkatan tumor melalui hidung. Sehingga saraf yang menyempit bisa diambil dan mengembalikan fungsi penglihatan.
 
Operasi ini dinilai lebih aman karena tidak melakukan pembedahan di kepala.
 
"Tindakan operasi ini tidak semua tempat menyediakan, karena setelah operasi ada treatment dan obat-obatan untuk penyembuhan," ucap Abrar.
 
Operasi tumor pituitary melibatkan beberapa dokter ahli seperti dokter saraf, penyakit dalam, dan dokter telinga, hidung dan tenggorokan (THT).
 
"Karena kompleksnya hormon ini jadi butuh pendekatan dokter penyakit dalam, ada dokter bedah saraf dan THT," ucapnya.
 
RS Pusat Otak Nasional menjadi rumah sakit pertama yang membuat kolektif untuk operasi pituitary dengan melibatkan beberapa dokter ahli.
 
"Sehingga pendekatannya lebih holistik tidak selalu pasien tumor pituitary perlu operasi, kadang dengan evaluasi laboratorium bisa," ucap Abrar.

Baca juga: Faktor risiko, gejala dan pengobatan tumor otak

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022