Bayi itu dimasukkan dalam kantong plastik dan ditutup rapat.
Wasior (ANTARA) - Warga Wasior, ibu kota Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat pada Sabtu pagi digegerkan dengan penemuan bayi berjenis kelamin perempuan di Kali Sanduai, Kampung Moru.

Thomas Botmil, warga Kampung Moru merupakan orang pertama yang menemukan orok itu saat melintas di sekitar lokasi pada Sabtu pagi sekitar pukul 07.00 WIT, tepatnya sekitar 200 meter dari Jembatan Kali Sanduai.

Saat ditemukan, jasad bayi masih terbungkus kantong plastik berwarna hitam yang diikat rapat. Botmil awalnya mengira kantong plastik warna hitam itu berisi sampah atau bangkai hewan lantaran sudah dikerumuni lalat.

"Bayi itu dimasukkan dalam kantong plastik dan ditutup rapat. Saya mau jalan ke arah bawah, lalu saya melihat kantong plastik itu dikerumuni lalat. Setelah dibuka, saya kaget karena di dalamnya ternyata isi manusia. Ari-arinya masih lengkap," kata Botmil saat ditemui di Kantor Polsek Wasior.

Botmil lantas mengangkat kantong plastik berisi jasad bayi itu dari dalam sungai dan meletakkan di tempat kering.

Dia kemudian memberitahukan hal itu kepada temannya yang kemudian melaporkan kepada aparat kepolisian.

"Kemungkinan dibuang antara subuh atau pagi tadi karena ari-arinya masih kelihatan segar," ujar Botmil.
Warga Kampung Moru, Distrik Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat mendatangi Kali Sanduai, lokasi penemuan bayi berjenis kelamin perempuan pada Sabtu (19/10/2022) pagi. (ANTARA/HO-Zack Tonu B)

Penemuan jasad bayi itu langsung membuat heboh masyarakat di Kampung Moru dan sekitarnya. Dalam waktu singkat lokasi penemuan bayi sudah dipenuhi warga yang ingin melihat.

Warga menduga bayi tersebut sengaja dibuang, karena merupakan hasil hubungan gelap.

Jasad bayi malang itu telah dievakuasi ke kamar mayat RSUD Alberth Torey di Manggurai pada Sabtu siang.

Kasus tersebut masih dalam penyelidikan aparat kepolisian dari Polsek Wasior.
Baca juga: Warga klungkung temukan orok berbau busuk

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022